Yusuf 2005 269-279 Unsur-unsur Dasar Pembelajaran
Pendapat Suprijono (2010:58) pembelajaran kooperatif tak sama dengan sekedar belajar internal keramaian. Suka-suka unsur-unsur sumber akar penataran kooperatif yang membedakannya dengan penjatahan gerombolan yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pengajian pengkajian kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola papan bawah bertambah efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menubuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran nan bercirikan (1) “melincirkan peserta belajar” sesuatu yang “bermanfaat” begitu juga fakta, kecekatan, kredit, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama; (2) pengetahuan, nilai, dan kegesitan diakui maka dari itu mereka yang berkompenten menilai.
Roger dan David Johson n domestik Suprijono (2010:58), mengatakan bahwa tidak semua membiasakan kelompok dapat dianggap penelaahan kooperatif. Kerjakan menjejak hasil yang maksimal, ada panca unsur dalam model pembelajar harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah:
a. Ganti ketergantungan positif
Partikel ini menunjukkan bahwa kerumahtanggaan dalam penerimaan kooperatif ada dua pertanggung jawaban kerubungan. Pertama: mempelajari incaran nan ditugaskan kepada kerubungan. kedua: menjamin semua anggota keramaian secara individu mempelajari objek yang ditugaskan tersebut.
a. menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi n domestik kerumunan, pencapaian intensi terjadi kalau semua anggota kelompok sampai ke tujuan. Sonder kebersamaan, tujuan mereka enggak akan tercapai. b. menjajakan sebaiknya semua anggota kelompok mendapatkan penghargaan
yang sepadan jika keramaian mereka berhasil mengaras tujuan.
c. mengatur sedemikian rupa sehingga setiap siswa didik dalam kerubungan hanya mendapatkan sebagian bermula keseluruhan tugas keramaian. Artinya, mereka belum dapat mengendalikan tugas, sebelum mereka menyatukan perolehan tugas mereka menjadi satu.
d. setiap siswa didik ditugasi dengan tugas atau peran nan saling mendukung dan saling berhubung, saling melengkapi, dan saling jatuh cinta dengan peserta ajar lain dalam kelompok.
b. Tanggung jawab perseorangan
Pertanggungjawaban ini muncul takdirnya dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kerumunan. Tujuan penataran kooperatif yaitu menciptakan menjadikan semua anggota kelompok menjadi pribadi yang lestari. Beban jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama artinya, setelah mengikuti kelompok sparing bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama.
Beberapa kaidah mengoptimalkan tanggung jawab perseorangan adalah (a) kelompok membiasakan jangan berlebih besar, (b) mengamalkan assesmen terhadap setiap pesuluh, (c) memberi tugas kepada siswa, yang dipilih secara random untuk mempersentasikan hasil kelompoknya kepada guru maupun kepada seluruh siswa didik di depan
kelas, (d) mengupas setiap keramaian dan mengingat-ingat kekerapan sosok kerumahtanggaan membantu kelompok, (e) tanggulang seorang peserta didik bakal berlaku sebagai pemeriksa dikelompoknya, (f) utus peserta didik mengajar temannya.
c. Interaksi promotif
Unsur ini terdahulu karena dapat menghasilkan ubah ketagihan faktual. Ciri-ciri interaksi promotif ialah:
1.
saling membantu secara efektif dan efisien,
2.
Saling memberi takrif dan wahana yang diperlukan.
3.
Memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien.
4.
Saling mengingatkan,
5.
Saling kondusif privat merumuskan dan mengembangkan argumentasi
serta menigkatkan kemampuan wawasan terhadap ki kesulitan yang dihadapi, 6.
Saling percaya,
7.
Ganti memotivasi bakal memperoleh keberhasilan bersama.
d. Komunikasi antar anggota
Komunikasi antar anggota yaitu kecekatan sosial, untuk mengkoordinasikan kegiatan pelajar didik internal pencapaian tujuan murid pelihara harus:
a). tukar mengenal dan mempercayai,
b). Bernas berkomunikasi secara binar dan tidak ambisius, c). Silih menerima dan saling kontributif,
d). Rani menuntaskan konflik secara konstruktif.
e. Pemrosesan kelompok
Pemrosesan mengandung nilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan berpangkal anggota kelompok. Siapa diantara anggota keramaian yang sangat mendukung dan mungkin yang tidak membantu. Tujuan pemrosesan kelompok kelompok adalah meningkatkan efektifitas anggota dalam memberikan konstribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai pamrih kelompok. Suka-suka dua tingkat pemrosesan ialah keramaian kecil dan kelas secara keseluruhan.
b.
Unsur Pembelajaran kooperatif.
Riyanto (2010:264) molekul privat model pembelajaran kooperatif andai berikut :
1. mengembangkan interaksi yang silih gosok, ganti asih, dan silih asuh antara sesama sebagai latihan hidup bermasyarakat.
2.
saling kecanduan positif antar individu (tiap individu n kepunyaan kontribusi dalam pencapaian tujuan).
3.
tangung jawab secara individu.
4. tatap muka dalam proses penerimaan. 5.
komunikasi antar anggota kelompok. 6.
evaluasi proses pembelajaran kerubungan.
c.
Mandu Pendedahan Kooperatif
Riyanto (2010:265) menyatakan lima prinsip nan memedomani pembelajaran kooperatif seumpama berikut:
1. positive independence artinya adanya saling ketergantungan positif yakni anggota kelompok menyadari pentingnya kerja sama dalam pencapaian intensi.
2.
face to face interaction
artinya antar anggota berinteraksi dengan saling bersemuka.
3.
eksklusif accountability
artinya setiap anggota harus belajar dan aktif memberikan kontribusi bakal mencapai keberhasilan kelompok.
4.
use of collaborative/ social skill artinya harus menggunakan keterampilan bekerja
saman dan bersosialisasi. Sepatutnya siswa kreatif berserikat wajib adanya pimpinan hawa.
5.
group processing, artunya sisiwa bisa menilai bagaimana meraka bekerja secara
efektif.
d.
Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Indrawati (2009:80) menyatakan karakteristik pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1.
tanggung jawab bani adam, yaitu; bahwa setiap orang di kerumahtanggaan kelompok mempunyai tanggung jawab bakal memecahkan permasalahan yang dihadapi maka itu kelompok, sehingga kesuksesan gerombolan tinggal ditentukan oleh tanggung jawab setiap anggota.
2.
kecekatan sosial, meliputi seluruh umur sosial, kehidupan sosial, kepekaan sosial dan mendidik peserta didik untuk menumbuhkan pengekangan diri dan mendidik diri demi kurnia kelompok. Keterampilan ini mnegajarkan peserta didik untuk belajar memberi dan menerima, mengambil dan
menerimatanggung jawab, memuliakan hak sosok lain dan membuat pemahaman sosial.
3.
ketergantungan nan berupa, merupakan rasam yang menunjukkan saling ketergantungan satu terhadap yang tak di dalam gerombolan secara posotif. Keberhasilan keramaian dahulu ditentukan makanya peran serta setiap anggota kerubungan, karena setiap anggota kelompok dianggap punya kontribusi. Jadi pesuluh ajar berserikat bukan berkompetisi.
4.
group Processing, proses perolehan jawaban permasalahan terjamah oleh
kerumunan secara bersama-sama.
Riyanto (2010:265) menyatakan karakteristik pembelajaran kooperatif misal berikut:
1.
kelompok dibentuk dengan siswa kemamapuan tinggi, sedang, adv minim. 2.
siswa internal kelompok sehidup semati.
3.
siswa melihat semua anggota mempunyai tujuan nan separas. 4.
memberi tugas dan muatan jawab sama.
5.
akan dievaluasi bikin semua.
6.
berbagi kepemimpinan dan keterampilan.
7.
diminta mempertanggung jawabkan individual materi ditangani.
e.
Intensi Penataran Kooperatif
Lie (2004:38) menyatakan “penelaahan kooperatif bermaksud lakukan membina pembelajar dalam mengembangkan niat dan kiat berkreasi sama dan berinteraksi dengan pembelajar yang lainnya”. Kemudia Trianto (2007:44) menyatakan “pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja pelajar dalam
tugas-tugas akademik, unggul kerumahtanggaan membantu siswa memahami konsep-konsep nan musykil, dan kondusif pelajar menumbuhkan kemamapuan berpikir kritis”. Pembelajaran kooperatif bisa memberikan keuntungan baik puas siswa kelompok dasar, alias kelompok atas nan berkarya bersama mengatasi tugas-tugas akademik. Ibrahim, dkk (dalam Trianto, 2007:44) menyatakan “pembelajaran kooperatif mempunyai efek berarti terhadap penerimaaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya, agama, tinggi sosial, kemamapuan, dan ketidak mampuan”. Penerimaan kooperatif habis tepat digunakan untuk melatihkan kegesitan kerja sama dan juga kelincahan-keterampilan cak bertanya jawab. Penerimaan kooperatif memberikan peluang kepada peserta yang berbeda latar belakang dan kondisi lakukan bekerja tukar gelimbir satu sepadan enggak, atas tuga-tugas bersama melintasi pendayagunaan struktur penghargaan kooperatif dan berlatih buat menghargai cucu adam lain. Dengan demikian boleh disimpulkan tujuan berpangkal pembelajaran kooperatif merupakan membina pembelajar untuk mengembangkan sikap berkarya sama dalam berinteraksi dengan pembelajar yang enggak, meningkatkan kinerja siswa privat tugas-tugas akademik kemujaraban mengerti konsep-konsep yang selit belit, membantu siswa mengoptimalkan kemamapuan nanang kritis, dan membiasakan menerima perbedaan antar pembelajar lain.
f.
Langkah-anju Penataran Kooperatif
Terwalak enam langkah utama atau tahapan di privat pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif ialah ibarat berikut :
Tabel 2.1. fase dan pendirian reaksi (sintaks) model pembelajaran kooperatif.
Fase
Tingkah Laris Guru
Fase-1
Menyampaikan intensi
dan memotivasi siswa
Guru membentangkan semua tujuan pembelajaran nan ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase-2
Menghidangkan Informasi
Guru menyajikan takrif kepada pesuluh dengan jalan demonstrasi atau lewat bulan-bulanan bacaan.
Fase-3
Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya mewujudkan keramaian berlatih dan kontributif setiap kelompok agar mengamalkan transisi secara efisien.
Fase-4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok membiasakan pada saat mereka mngerjakan tugas mereka.
Fase-5
Evaluasi
Temperatur mengevaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase-6
Memberikan penghargaan
Hawa mencari prinsip-cara kerjakan menghargai baik upaya maupun hasil belajar insan dan kerubungan.
Sumber: Ibrahim, dkk (dalam Trianto, 2007:48)
Tabel 2.2 . Perbedaan Belajar Kooperatif dengan Belajar Konvensional
Kelompok Belajar Kooperatif
Kelompok Belajar Legal
Adanya saling kecanduan
positif, saling membantu, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif.
Guru sering mengikhlaskan adanya siswa yang mendominasi atau mengantungkan diri pada keramaian Adanya akuntabilitas individual nan
mengukur penaklukan materi
pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya
sehingga dapat silih mengetahui siapa nan memerlukan bantuan dan barangkali nan dapat mengasihkan bantuan
Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong makanya salah sendiri anggota kerubungan sementara itu anggota kelompok lainnya hanya ”mendompleng” keberhasilan “kontraktor”
Kerumunan belajar beraneka macam, baik kerumahtanggaan kemamapuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya
Kelompok belajara galibnya homogen
Didikan kerubungan dipilih secara domokratis atau bergilir kerjakan memberikan pengalaman memimpin bikin para anggota kelompok
Atasan kelompok sering ditentukan oleh guru ataupun kelompok dibiarkan buat memilih pemimpinnya dengan cara saban
Kegesitan sosial nan diperlukan dalam kerja gotong royong sebagaimana kepemimpinan, kemampuan
berkomunikasi, mempercayai orang bukan, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan
Keterampilan sosial sering bukan secara langsung diajarkan
Kapan membiasakan kooperatif sedang berlangsung, temperatur terus mengerjakan pemantauan melaluai observasi dan mengerjakan intrusi takdirnya terjadi masalah dalam partisipasi antar anggota kerumunan
Pemantauan melintasi konservasi dan intervansi gelojoh tidak dilakukan oleh hawa pada saat belajar kelompok semenjana berlangsung.
Guru memperhatikan secara proses kelompok nan terjadi dalam kerubungan kerumunan sparing.
Hawa cerbak enggak memperhatikan proses kelompok nan terjadi n domestik kelompk-kerubungan belajar. Penekanan enggak tetapi sreg
penyelesaian tugas, tetapi pula hubungan interpersonal (sangkutan antar pribadi yang saling
menghargai)
Riset kerap tetapi plong perampungan tugas.
Source: https://id.123dok.com/article/unsur-unsur-dasar-pembelajaran-kooperatif.9ynn4pjy
Posted by: and-make.com