untuk menentukan irama saat mendeklamasikan puisi harus menggunakan

KOMPAS.com
– Puisi merupakan ragam sastra yang terikat dengan beberapa unsur, di antaranya rama dan irama. Kedua molekul tersebut layak penting cak bagi memberikan jiwa pada sebuah puisi.

Pada momen membacakan atau mendeklamasikan sajak, harus diperhatikan intonasi, gaya, dan penghayatan. Selain itu, sekali lagi wajib diperhatikan musikalitas atau irama nan dihasilkan dari asosiasi kata dalam larik puisi.

Rima puisi

Kerumahtanggaan daya
Teori dan Apresiasi
(1995) oleh Herman Waluyo, rima ialah tulang beragangan bunyi bahasa yang di dalamnya terwalak onomatope
(onomatope),
intonasi, kemubaziran (pengulangan) bunyi, dan persamaan bunyi.

Rima mencantol perpaduan bunyi konsonan dan vokal untuk membangun orkestrasi alias musikalitas puisi.

Baca pun: Deklamasi Puisi dan Merek Interval

Puisi karya sastra lama sangat terbujuk sreg rima akhir dan total kata dalam tiap larik. Misalnya, kelong, syair, dan gurindam. Rima mampu memberikan efek inteketual dan magis.

Rima merupakan pengulanagn obstulen secara berselang, baik di n domestik leret puisi, maupun diakhir larik nan berdekatan. Sehingga rima dibedakan menjadi:

  1. Rima akhir, rima nan terdapat pada penghabisan deret puisi.
  2. Rima berpeluk, rima akhir puas bait terlarik genap, nan larik pertamanya berirama dengan larik ketiga dan larik keduanya berirama dengan jajar keempat.
  3. Rima kerumahtanggaan, rima antara dua perkenalan awal atau lebih dari satu larik puisi.
  4. Rima ganda, rima nan terdiri atas dua tungkai introduksi, tetapi hanya kaki kata yang mula-mula yang mendapat tekanan.
  5. Rima perdua, rima antara suku introduksi lega posisi nan sama, nan terletak pada dua kata n domestik satu larik tembang.

Nada puisi

Dilansir dari sentral
Penelaahan Kritik Sastra
(2019) karya Samsuddin, irama pada tembang daoat dijumpai pada penataan bunyi yang membangun larik-lari dan bait puisi.

Baca juga: Contoh Puisi Bertema Covid-19

Musik puisi yakni pengulangan bunti yang berulang-ulang dan tersusun rapi. Dalam ritma muncul pertentangan bunyi panjang-rendah, panjang-pedek, keras-rengsa yang berputar teratur dan berulang membentuk kegantengan.

Penataan irama plong puisi sangat berbeda dengan penataan nada sreg prosa. Penataan orama plong puisi menekankan pada bunyi yang mirip, sama, dan kontras.

Sekuritas obstulen internal puisi yang menimbulkan irama secara praktis dilakukan perekam melangkaui penataan bunyi-bunyi nan sama atau mirip secara konsisten dan sistematis pada setiap alas kata, tadinya larikm alias akhir yang membangun bait sajak.

Untuk membantu pembaca menemukan ritma nan tepat, dapat menunggangi tanda bantu, sebagai berikut:

  • – untuk merek gigih
  • U cak bagi tanda lembut
  • v untuk cap intonasi terban
  • ^ buat tanda intonasi naik
  • / untuk keunggulan jeda

Baca pula: Struktur Badan Puisi Karawang Bekasi dan Pertinggal pecah Ibu

Dapatkan update
berita sortiran
dan
breaking news
setiap periode berpokok Kompas.com. Mari bergabung di Grup Benang besi “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.berpenyakitan/kompascomupdate, kemudian join. Kamu harus install tuntutan Telegram terlebih dulu di ponsel.

Source: https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/24/174629769/rima-puisi-dan-irama