tarian khas riau
Batam, Melayupedia
– Kebudayaan Melayu Riau, merupakan peninggalan dari Rumpun Melayu di Indonesia yang lampau berbagai rupa. Cak semau teater, musik, sastra dan kembali tari-ajojing. Selain menjadi kewedanan industry dan perdagangan, di Gugusan pulau Riau (Kepri) juga menjadi ladang potensi kesenian lokal.
Corak tari-tarian negara Jawi lain, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand, juga mempengaruhi kecondongan tarian Melayu Riau.
Ini dia lima disko tradisional Melayu Riau yang masih terjaga hingga sekarang :
1. Tari Zapin
Tari Zapin adalah khasanah tarian rumpun Melayu, yang mendapat habuan supremsi Arab. Asal-usul dansa ini tersapu erat dengan penyiaran Islam di tepi laut Nusantara pada abad ke-13 dan 14.
Tarian itu juga tersebar ke berbagai daerah, meski sebagian memiliki nama yang cacat berbeda. Sebagai salah suatu kawasan nan didominasi makanya Suku Melayu, Riau dan Gugusan pulau Riau lagi khas dengan tarian Zapin.
Banyak sekali spesies Zapin tersebar di Riau yang sendirisendiri telah disesuaikan, dengan citarasa budaya masyarakatnya. Salah satu yang sangat khas ialah Zapin Penyengat, yang memfokuskan manuver dan persiapan kaki.
2. Tari Upeti
Tari Persembahan atau sering juga disebut Tari Makan Sirih, adalah tari tradisional Riau nan berfungsi sebagai tari penyambutan. Tarian lakukan menjabat tamu kegadisan nan berkunjung ke kewedanan Riau.
Joget ini merupakan sebuah pembakuan tari sebagai hasil ura-ura, pada musim 1957 di Pekanbaru. Presentasi tari ini sangatlah sederhana, dengan manuver lebih bertumpu sreg tangan dan kaki.
Beberapa gerak tari ini, begitu juga gerak selembayung, gerak mulai sejak tekukur dua sekawan, serta gerak lenggang melayu. Iringan tarinya adalah perpaduan peranti irama marwas, biola, gendang, gambus, dan akordion.
Para penari Tari Bersantap Sirih lazimnya berjumlah ganjil dan semuanya amoi. Salah satu penari membawa tepak berisi sirih. Kotak kinang nantinya, akan dibuka dan diberikan pada tamu.
3. Tari Malemang
Tari Malemang adalah tarian tradisional Riau makanya masyarakat Pulau Bintan, Kepulauan Riau (Kepri). Tari berasal berpunca Tanjungpisau Kawasan Bentan Penaga Kecamatan Bintan.
Awalnya di abad ke-12 dan dulunya hanya yakni joget istana Kerajaan Jawi Bentan di Jabal Alai-belai, Bintan. Seiring runtuhnya kekaisaran tersebut, tarian ini lagi menjadi pementasan hiburan rakyat.
Kini, Tari Malemang selalu tampil dalam berbagai acara, termasuk festival. Di dalam pertunjukannya, para penari berusaha memeragakan kecakapannya mencuil sesuatu, sama dengan sapu tangan, tip receh dan lainnya.
Mereka melakukannya dengan cara melemang, alias bersimbah, membongkokkan badan ke arah pinggul. Dari kecakapan inilah, istilah malemang atau melemang menjadi nama tarian ini.’
Di daerah kelahirannya, adalah di Tanjungpisau, tari ini bertambah terkenal dengan logo Tari Melemang Bintan Penaga.
4. Dramatari Mak Yong
Kesenian Melayu lainnya nan tersebar luas, adalah teater tradisional Mak Yong yang galibnya hadir dalam bentuk dramatari. Selain di Wadah dan Riau, khususnya di Kepulauan Riau (Kepri), kesenian Melayu ini kembali dapat ditemukan di negara yang banyak terdapat kaki Melayu, sama dengan Malaysia dan Thailand.
Mak Yong di Riau cukup unik, karena memperalat masker untuk mewakili sebagian kepribadian. Kesenian tersebut kembali pernah menjadi pagar adat prabu, yang memerintah serta berfungsi bakal merawat orang ngilu.
Namun bikin saat ini, praktik sebagai halnya itu mutakadim tidak suka-suka pula, tertera yang cak semau di Indonesia. Privat pertunjukannya, kelompok penari dan pemusik menggabungkan berbagai unsur, termasuk upacara keagamaan, dagelan, tari, musik, serta naskah nan sederhana.
Uniknya, dua pencetus utamanya (pria dan wanita), semua pemerannya ialah wanita. Musik pemandu yakni rebab, gendang, dan tetawak.
5. Tari Tandak
Tari Tandak maupun kembali terkenal dengan logo Tari Danding, adalah riuk suatu tarian khas Riau. Sebuah joget tradisional wasilah yang di dalamnya, memuat tari dan nyanyian.
Nyanyian tersebut privat buram kelong oleh sekolompok pria dan wanita, yang menjawab ataupun sebaliknya.
Pada dasarnya Tandak merupakan buram kesenian berusul kebudayaan Minangkabau, yang mengandung unsur beladiri.
Seremonial tampil plong malam hari, para penarinya membentuk formasi lingkaran dan saling berpegangan pundak. Mereka berjalan sambil menyanggang dan menghentakkan kaki.
Selain sebagai hiburan, tarian ini juga sering kali menjadi ajang pencarian pasangan. Para pemuda-pemudi nan menarikannya, berasal dari kampung yang berlainan. Di sini mereka beradu dan berkesempatan untuk saling mengenal satu sama bukan hingga terjalin relasi.
Source: https://www.melayupedia.com/berita/10/5-tarian-melayu-riau-yang-terjaga-hingga-sekarang