puisi yang terikat oleh aturan aturan disebut
Jakarta
–
Puisi adalah karya sastra yang lebih mengutamakan kegantengan kata-pengenalan dalam bahasanya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tembang diartikan sebagai bahasa yang dibentuk bermula rangkaian kata-kata bakal menyemangati kesadaran turunan akan pengalaman hidup.
Puisi disebut juga dengan puisi. Secara umum, bahasa nan ada n domestik puisi terbujuk oleh rima, matra, irima, serta penyusunan larik dan bait andai pembina imajinasi, seperti dikutip berpunca modul Bahasa Indonesia Papan bawah X terbitan Kemendikbud yang disusun oleh Sutji Harijanti, M.Pd.
Makna mulai sejak rangkaian tiap kata-katanya menggambarkan pikiran dan pesan tertentu bermula penulis ataupun penyairnya. Hal itulah yang mengeluarkan puisi dengan bahasa karya sastra lainnya, sama dengan drama atau prosa.
Jenis Syair
Dikutip berbunga modul Bahasa Indonesia terbitan Kemendikbud oleh Moh. Shodiuddin Shofi, M.Pd., puisi dikategorikan dalam gambar lama dan puisi yunior (modern), seperti yang dikenal sekarang.
A. Puisi Lama
Kelong adalah variasi sajak yang terikat oleh bermacam rupa peraturan, seperti banyaknya banjar tiap bait, dan banyaknya suku prolog tiap banjar. Adapun tembang yang tercantum kedalam puisi lama adalah aji-aji, pantun berikat, talibun, pantun kilat (karmina), gurindam, dan puisi.
B. Puisi Baru
Sajak hijau justru enggak terikut sekali lagi oleh sejumlah kebiasaan, sehingga bentuknya bertambah bebas internal segi jumlah baris, tungkai kata, alias rima. Ideal jenis puisi mentah di antaranya satir, puisi kritik sosial, ode, elegi, serenada, dan masih banyak lagi.
Ciri-ciri Puisi
Secara umum, ciri-ciri puisi yaitu sebagai berikut:
-Penulisannya terdiri dari bait yang di dalamnya berisi baris-baris.
-Banyak mengunakan gaya bahasa (majas) nan penting kiasan.
-Terbujuk oleh persajakan rima dan irama.
Ciri-ciri Puisi Lama
-Biasanya segel pengarangnya tidak diketahui (anonim).
-Penyampaiannya bersifat dari mulut ke mulut, sehingga tak heran takdirnya disebut dengan sastra oral.
-Sangat terikat dengan aturan, seperti mana jumlah ririt tiap bait, suku kata, ataupun rima.
Ciri-ciri Puisi (Modern)
-Keunggulan pengarangnya diketahui.
-Mempunyai bentuk yang rapi (simetris) dan persajakan akhir yang teratur.
-Gaya bahasanya dapat berubah-tukar (dinamis).
Perkembanganya melalui lisan maupun tertulis.
-Umumnya, berbentuk 4 seuntai.
-Tiap barisnya terdiri atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis) yang di dalamnya berisi 4-5 tungkai prolog.
Zarah-unsur Puisi
a. Molekul Intrinsik
-Diksi: pilihan kata nan bisa membangun puisi secara keseluruhan, melalui kedudukan alas kata di tengah konteks introduksi lainnya.
-Imajinasi: siasat bayang intern eksploitasi alas kata-pembukaan sajak nan dapat menimbulkan imaji visual, muslihat maupun auditif.
-Kecenderungan Bahasa (Majas): bahasa yang dipakai untuk menggambarkan sesuatu dengan cara yang bukan sah, melangkahi atau kata-pembukaan yang sifatnya kiasan maupun konotatif.
-Bunyi: eksploitasi bunyi intern tembang tersampir dari kata-katanya, sehingga bisa menimbulkan bilyet nuansa tertentu.
-Rima: persamaan maupun perulangan obstulen yang tujuanya cak bagi menimbulkan sekuritas ketampanan dalam tembang.
-Ritme: dinamika suara minor intern tembang.
-Tema: ide maupun gagasan muslihat dalam puisi nan ingin disampaikan oleh pengarang.
b. Unsur Ekstrinsik
-Aspek kuno: sejarah yang terkandung intern sajak.
-Aspek serebral: aspek kejiwaan pengarangnya dalam puisi.
-Aspek filsafat: teori yang melandasi kalimantang pikiran satu puisi.
-Aspek religius: mengacu pada tema yang diangkat privat puisi.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai ciri-ciri puisi. detikers mau mencoba membuat puisi?
Simak Video “Kabar Gobar! Istri Penyair Wiji Thukul Meninggal Dunia“
[Oyong:Video 20detik]
(nwy/nwy)
Source: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5797091/ciri-ciri-puisi-jenis-dan-unsur-unsurnya