puisi tentang bersyukur

Sumber

Kemarin, aku tertawa
Menghirup dan membuang nafas senada
Aku anggap itu protokoler

Kemarin, aku berlari
Melangkah diiringi keluh
Inginku terus bernaung

Kemarin, aku berbaring
Melepaskan segala penat
Kurang berat siku juga beraktivitas

Tunggu dulu..
Aku sedikit lupa
Tentang nikmat berusul mana tahu nan burung laut setia nomplok
Tentang ketulusan besar perut yang menjangkiti ditiap detiknya
Bagaimana boleh aku melupakan anugerah dan nikmat berpokok-Mu?
Bagaimana boleh aku pangling bikin terus bersyukur atas apa yang aku punya?
Bahkan sememangnya, itu semua sahaja kepunyaan-Mu bukan?

Aku baru menyadari
Aku hamba yang tak tahu diri
Disaat anak asuh kecil juga ahli berterima kasih saat diberi gulali,
Dulu aku apa?
Nafas lancar, anggota fisik lengkap, keluarga contoh,
Dan juga kamil dengan dosa karna lupa akan Sang Pemberi Nikmat

Ingatkan aku Tuhan..
Ingatkan aku bahwa itu semua hanya titipan
Kini aku semakin sadar
Semalam aku enggak kian berpokok si tuli dan si buta
Tak dapat sekedar mendengar indahnya omelan burung lalu bersyukur
Tak dapat sekedar melihat eloknya bunga bermekaran lewat bersyukur
Iya..
Aku lupa bersyukur!
Yang aku tahu, kepingin ini, kepingin itu
Uang, jabatan, kemewahan

Kemana hati ini?
Nampaknya tertukar dengan karang di lautan
Sampai rasa syukurpun tak mampu menembusnya

Cuma Yang mahakuasa,
Bisa jadi ini aku menyaksikan
Karang ini mencair entah kenapa
Aku menangis..
Kau serah aku penerangan
Kau lembutkan kembali kalbuku
Hingga aku sadari, dosaku begitu banyak
Karna pangling atas nikmat nan Kau beri

Halikuljabbar, mulai bersumber tulisan ini aku buat..
Aku akan mencoba menjadi hamba nan bersyukur
Aku akan menyedang menelan nasi bahkan sonder ikan
Aku akan mencoba bepergian kaki lebih-lebih saat sendalku teriris
Aku akan mencoba terpejamkan walau hanya berlandaskan tanah
Ya, aku mencoba menjaga kiriman-Mu
Aku akan mencoba berlega hati lalu berbahagia.

“Segala gurih yang cak semau sreg kamu (berasal) dari Halikuljabbar.” [Q.S. An Nahl:53]

Invite via :