properti tari sigeh pengunten
Tari Sembah, atau dikenal sekali lagi dengan Tari Sigeh Panguten, adalah tarian yang berasal dari Lampung. Tari ini diciptakan puas tahun 1989 dan menjadi ajojing yang merepresentasikan angka, adat, dan budaya berpunca mahajana Lampung. Simak penjelasan berikut tentang sejarah, makna, transendental lantai dan nasib baik dari Tari Sembah.
Daftar isi
-
1
Sejarah Tari Sembah -
2
Fungsi dan Makna Tari Puja -
3
Kamil Tegel -
4
Operasi-
4.1
a. Posisi Mengirik-
4.1.1
ane. Belah Huwi -
4.1.2
2. Gubuh Gakhang -
4.1.3
3. Kenui Melayang -
4.1.4
4. Lapah Tebeng -
4.1.5
5. Lipetto -
4.1.6
vi. Samber Berlarut-larut -
4.1.7
7. Seluang Mudik -
4.1.8
8. Tolak Tebeng
-
4.1.1
-
4.2
b. Posisi Duduk-
4.2.1
i. Jong Ippek -
4.2.2
ii. Jong Sembah -
4.2.3
three. Jong Silo Sri paduka -
4.2.4
4. Jong Simppuh
-
4.2.1
-
4.1
-
5
Perkakas Musik Pengiring -
6
Busana dan Hoki-
6.1
a. Penggalan Ketua-
6.1.1
1. Gaharu Kembang Goyang -
6.1.2
ii. Balut Kepala -
6.1.3
iii. Sanggul Larva Tebak -
6.1.4
4. Siger -
6.1.5
5. Subang Giwir
-
6.1.1
-
6.2
b. Fragmen Badan-
6.2.1
1. Tapis Pucuk Rebung -
6.2.2
2. Sesapur -
6.2.3
3. Syal Pengayak -
6.2.4
iv. Bebe Usus Ayam jago -
6.2.5
5. Bulu Seratte -
6.2.6
6. Biji zakar Jukum -
6.2.7
7. Papan Banjar -
6.2.8
8. Gelang -
6.2.9
9. Tanggai -
6.2.10
10. Tepak
-
6.2.1
-
6.3
Berapakah Besaran Penari Dalam Tari Sigeh Pengunten
-
6.1
Sejarah Tari Sembah

Sejarah Tari Puja berawal dari sebuah perundingan antara dua kebiasaan yang terserah di Lampung, Saibatin dan Papadun. Tinggal, Saibatin dan Pepadun mempunyai tarian adat sendirisendiri, yaitu Tari Melinting dan Tari Sembah. Pemerintah Provinsi Lampung kemudian berinisiatif menjadikan pelecok satu diantara tari tersebut sebagai nirmala diri (identitas) budaya Lampung.
Maka diadakanlah sebuah perundingan yang diadakan di Bangunan Dharma Wanita kota Bandar Lampung dan dihadiri maka dari itu kedua para ketua adat, agen dari Dinas Wisata, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung serta para pandai seni dari area dan pusat.
Pada bulan Mei tahun 1989, Tari Sigeh Penguten (Tari Puja) didaulat bagaikan ikon budaya Provinsi Lampung. Propaganda, baju, properti, iringan musik dan paradigma lantainya kemudian diseragamkan.
Fungsi dan Makna Tari Khidmat
Makna Tari Hormat berangkat mulai sejak falsafah semangat yang dipegang masyarakat Lampung merupakan
nemui nyimah
dan
nengah nyappur
.
N
emui nyimah
penting menjaga silaturahmi dan baik hati dalam menerima tamu, sedangkan
nengah nyappur
signifikan mudah bersosialisasi intern atma bermasyarakat.
Tari Sembah berfungsi bak pembuka acara pada kegiatan ritual aturan, hari besar Islam, hajatan, upacara adat pernikahan, pengangkatan pesirah dan lawatan dari tokoh mahajana. Tari tradisional klasik ini berfungsi sebagai disko penerima tamu kehormatan, baik itu para yang dipertuan alias para tamu agung dengan mempersembahkan kapur sirih sebagai bunyi bahasa sangkutan.
Abstrak Tegel

Acuan lantai plong Tari Sembah berbentuk lingkaran (simbol hubungan), segitiga sama, anak panah dan garis vertikal/baris (simbol keberanian). Tari ini tergolong tari kelompok yang diperagakan oleh para penari wanita, dengan jumlah penari ganjil (three,5,seven,9), minimum sedikit dibawakan oleh 3 basyar dan paling banyak 9 turunan. Penari yang mewah di urutan paling kecil depan akan mengangkut kotak berisi sekapur serasa nan bernama Tepak dan diakhir tarian isi tepak tersebut akan dibagikan kepada tamu kehormatan.

Gerakan
Pada tari khidmat ini terdapat 12 kampanye dengan 8 gerakan lega posisi menggermang dan 4 gerakan sreg posisi duduk.
a. Posisi Bersimbah
Puas posisi berdiri terdapat usaha Belah Huwi, Gubuh Gakhang, Kenui Melantur, Lapah Tebeng, Lipetto, Samber Melayang, Seluang Mudik dan Tolak Tebeng.
ane. Belah Huwi

Belah Hui dikenal juga bagaikan gerakan membelah bambu. Kedua tangan diluruskan dengan posisi memalang, pergelangan pembantu berada di radiks tangan kiri. Kemudian tangan dibuka ke samping kidal dan kanan, lewat diangkat ke arah depan seraya meluruskan tangan ke atas dada. Propaganda ini melambangkan sikap pantang menyerah dan pegiat keras.
2. Gubuh Gakhang

Gubuh Gakhang adalah manuver dengan menebaskan tangan ke arah depan dan belakang dengan kedua kaki melangkah secara bergantian (gerakan buat berpindah bekas). Operasi ini melambangkan sifat nekat dan bertanggung jawab.
3. Kenui Berkepanjangan

Gerakan Kenui Melayang (Sabung melayang) yaitu gerak dengan kedua tangan dirapatkan dengan posisi kaki menyilang.
Kemudian tangan diayunkan sebagaimana burung yang medium mangut melayang.
4. Lapah Tebeng

Lapah tebeng merupakan gerakan pembuka dan penutup pada tari sembah (gerakan saat timbrung dan meninggalkan panggung). Gerakan ini riil melanglang ke sisi depan dengan kaki kanan dilangkahkan terlebih dahulu. Lapah Tebeng berasal dari kata ‘Lapah’
yang memiliki kemujaraban jalan dan alas kata ‘Tebeng’
yang punya fungsi harfiah. Boleh disimpulkan bahwa Lapah Tebeng adalah usaha berjalan dengan lurus maupun berjalan tanpa muatan. Usaha ini merepresentasi sikap percaya diri.
5. Lipetto

Lipetto adalah gerakan tangan yang menekuk ke sisi dalam sebatas dada kemudian posisi kaki memalang sekali lalu berputar ditempat. Persuasi Lipetto melambang aturan penuh kesabaran.
vi. Samber Melayang

Samber Melayang adalah gerakan penghubung berpokok gerakan suatu ke gerakan yang lainnya.
7. Seluang Mudik

Seluang mudik adalah usaha evakuasi pecah posisi berdiri menuju posisi duduk (Jong Simppuh). Persuasi Seluang Mudik dibagi menjadi dua adalah seluang mudik turun dan seluang mudik menanjak. Seluang Mudik bermula berpunca alas kata ‘Seluang’ yang memiliki arti lauk kecil yang silam di sungai dan alas kata ‘Mudik’
yang memiliki guna pulang (juga).
8. Dorong Tebeng

Tolak Tebeng yakni gerakan sebelah tangan menekuk ke dada dan tangan sebelahnya sekali lagi lurus ke arah samping seraya kedua kaki nge-kengser
(srisig). Gerakan Tolak Tebeng melambangkan sikap berani privat menolak hal yang bersifat buruk.
b. Posisi Duduk
Lega posisi duduk terwalak empat aksi yaitu Jong Ippek, Jong Sembah, Jong Silo Baginda dan Jong Simppuh.
i. Jong Ippek

Jong Ippek adalah usaha perpindahan terbit gerak Jong Simpuh ke gerakan Jong Silo Ratu. Gerakan menularkan bintik tumpuan dengan duduk dan pantat menjadi titik tumpu, kemudian suku menyilang ke sisi depan setakat menjejak ke keramik.
ii. Jong Puja

Jong Sembah ialah gerakan menyembah dengan posisi duduk, kaki menyilang ke depan, postur badan seram, serta posisi kedua punggung tangan bertumbuk dan sejajar dengan hangit. Aksi ini menandakan sikap sopan dan hormat.
three. Jong Silo Ratu

Jong Silo Ratu maupun
Mejong Silo Khatu
adalah gerakan duduk dengan kaki kiri memalang ke arah depan dan suku kanan diluruskan ke sebelah depan, sedangkan posisi kedua punggung tangan menyilang berada di atas lutut. Gerakan ini melambangkan sikap etis santun dan kerapian.
4. Jong Simppuh

Jong Simmpuh ialah persuasi duduk dengan tungkai bersimpuh dan posisi badan tegap hendak merunduk (bersimpuh). Kampanye ini melambangkan pujian kepada tamu agung.
Alat Nada Pengiring

Perlengkapan irama pengiring berbunga Tari Sembah ialah alat musik tabuh seperti Tallo Ballak dan Tallo Lunik, Mungmungan, Rebana, Gujih Gung, Kulintang. Tallo Balak yaitu gelegah atau kempul besar. Tallo Lunik yaitu gong ataupun kempul kerdil. Tempo yang digunakan dalam memainkan radas nada ini ada yang cepat (gupek) dan nan lambat (tarei). Tallo balak instrumennya berjumlah nineteen buah, dimana para
penayakan
(juru gendang) berjumlah 12 individu.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Busana dan Hoki

Baju dan peruntungan yang digunakan pada Tari Sembah memiliki makna maujud keperawanan, keanggunan dan lemah lembut perangai wanita Lampung. Berikut penjelasan detailnya:
a. Bagian Kepala
Pada bagian pengarah terletak aksesoris dan peruntungan seperti gaharu kembang goyang, ikat kepala, sanggul ulat mago tebak, siger dan subang giwir.
1. Tengkaras Kembang Goyang

Gaharu kembang guncang merupakan aksesoris yang dibuat dengan menunggangi incaran mulai sejak perunggu yang dipasang lega sanggul.
ii. Ikat Kepala

Ikat kepala berfungsi sebagai penekan kepala yang terbuat dari kain berwarna merah dengan hiasan anak uang dan pada fragmen bawahnya terdapat ornamen daun dengan warna keemasan dari kuningan.
iii. Sanggul Belatung Duga

Puas tari sembah, Gelung rambut belatung tebak digunakan beserta dengan hiasan perikatan kembang bunga melati (anak uang melati susun).
4. Siger

Siger adalah mahkota solo resan Lampung yang dikenakan oleh pengantin wanita, namun juga dikenakan maka itu para penari tari puja. Mahkota ini berbentuk segitiga dengan tujuh ataupun sembilan lekukan berwarna keemasan yang dibuat dengan menunggangi bahan dari kuningan dan pada puncak siku terdapat ornamen bunga.
5. Subang Giwir

Subang Giwir atau
giwang
maupun bertambah dikenal dengan sebutan anting-anting adalah aksesoris nan dikenakan pada alat pendengar penari. Sepasang bandul tersebut dibuat dengan menunggangi objek berpokok belek menyerupai bentuk mahkota siger minimalis.
b. Fragmen Jasmani
Pada bagian badan menunggangi
2 pakaian utama
(tapis pucuk rebung dan sesapur),
vii aksesoris
(selempang filter, bebe tali perut ayam jantan, bulu seratte, biji zakar jukum, papan derek, 4 jenis gelang dan tanggai) dan
i kepunyaan
(tapak).
1. Filter Pucuk Rebung

Tapis Pucuk Rebung merupakan kain belongsong tradisional berbahan dasar katun dengan kerawangan dari tali kencana dengan motif pucuk anak buluh (tumpal) dan kain ini digunakan bagaikan busana bagian bawah para penari. Bagi awam Lampung, kain penapis ialah kain ibu, dimana kain tersebut menyantirkan perangai teklok lembut dan lambang dari hati bermula seorang ibu yang suci.
2. Sesapur

Sesapur yakni baju lingkung berwarna putih berlengan pendek (ada pula berlengan tinggi) namun lain berangkai puas setiap sisinya nan digunakan umpama gaun majikan. Pada babak asal baju ini terwalak ornamen positif rumbai dengan sampiran koin berwarna emas (rumbai ringgit).
3. Selendang Tapis

Selendang Penapis terbuat berpokok kejai tenunan dengan sulaman benang kuning keemasan dengan warna nan paling dominan digunakan begitu juga hitam dan biram.
iv. Bebe Tali perut Ayam aduan

Bebe Usus Ayam aduan adalah penutup dada berwarna ikhlas yang terbuat bermula sulaman perut muda dari kain satin dengan motif menyerupai rente teratai.
5. Bulu Seratte

Bulu Seratte maupun cangap disebut sebagai
pending
(bebadang) merupakan sabuk (ikat pinggang) bermula kain beludru nan dilapisi kain sirah dengan riasan anak uang yang terbuat dari korban kuningan.
6. Buah Jukum

Kalung buah jukum tersurat kalung yang layak strata, dikenakan dengan cara mengalungkan kalung tersebut dari bagian bahu, kandungan dan hingga ke putaran pinggul. Bentuk rantai ini menyerupai buah jukum nan terbuat dari kredit-poin katai dan bergerigi pecah bahan gangsa, yang dirangkai dengan potongan kain mungil menggunakan benang.
7. Papan Leret

Gawang jajar atau
Mulan Tamanggal
yaitu ornamen yang digunakan puas leher, seperti rantai hanya panjangnya meliputi dada, berbentuk sebagaimana perahu yang dibuat dengan menggunakan bahan dari gangsa. Kayu Jajar dapat disebut perumpamaan kalung adat Lampung, dapat digunakan kerjakan pria dan wanita.
8. Gelang

Plong Tari Sembah memperalat catur kerokot yakni gelang butuh, gelang sekoci, gelang khui dan gelang penyok. Gelang zakar dikenakan puas kedua lengan (di bawah bahu, plong lengan kanan dan kiri). Seperti namanya, gelang kontol bentuknya mirip burung contoh dengan sayap dan ekornya yang dibuat dengan menunggangi bahan terbit tin. Bagian atasnya direkatkan kain bertekstur halus dengan lubang-lubang kecil (bebe), kain tersebut digunakan untuk mengikat kerokot burung sreg lengan.

Gelang kano
dibuat dengan memperalat incaran dari kuningan yang sudah lalu diukir dan dikenakan plong kedua pergelangan tangan.

Pada
gelang pipih
dibuat dengan menunggangi bulan-bulanan berasal perunggu yang telah diukir dengan buram gentat disertai rantai mungil dan dikenakan pada kedua pergelangan tangan.

Sedangkan
gelang khui
dibuat dengan memperalat bahan dari kuningan dengan bentuk duri dan dikenakan puas kedua pergelangan tangan. Sreg penggunaan gelangnya, susunannya diawali maka itu kerokot pipih, kemudian gelang khui pada posisi tengah dan terakhir bilang-bilang sumbuk.
9. Tanggai

Tanggai yakni ornamen yang digunakan sreg ujung tangan nan berbentuk seperti mana kuku imitasi dengan warna emas yang terbuat berpunca korban kuningan.
10. Tepak

Tepak adalah wadah berbentuk kotak berasal bahan belek guna menempatkan kata pengantar dan organ menyirih. Tepak beserta isinya diyakini boleh menangkal hal-hal merusak nan dapat mengganggu kelancaran acara yang sedang digelar (penolak pasukan).
Seiring dengan perkembangan zaman, tepak waktu ini dihias mudahmudahan setakat tampak menarik dan isinya pun bukan doang sekapur serasa dan perkinangan namun ada lagi yang berisi coklat, permen atau barang lainnya, terampai program apa nan madya digelar.
Indonesia dikenal dengan gana perbuatan budayanya, sudah sepantasnya kita ikut serta dalam mentradisikan budaya di provinsi tempat kita berlabuh.
Source: https://siaran.app/berapakah-jumlah-penari-dalam-tari-sigeh-pengunten/