pikiran pokok yang mendasari kisah drama adalah


Jakarta

Sandiwara yakni jenis karya sastra yang terdiri berpunca banyak komponen penggarap. Sebelum membuat referensi drama, ada beberapa
elemen dagelan
yang harus dipenuhi kiranya dapat menghasilkan kisah nan baik.

Drama adalah cerita yang melukiskan kehidupan maupun watak manusia melintasi tingkah laku atau akting nan dipentaskan. Ketoprak adalah karya seni yang n kepunyaan ciri terdepan, yaitu merupakan cerita berbentuk dialog dengan pamrih dipentaskan.

Istilah sandiwara ternyata sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak dulu, lho. Ada beberapa istilah familiar yang pengertiannya hampir sama seperti denotasi drama. Diantaranya seperti lakon, sandiwara, tonil, sendratari, dan tablo.


Sebelum membuat referensi sandiwara boneka, sebaiknya detikers mengetahui partikel-unsur sandiwara nan berlaku.

Berikut
unsur drama
yang dirangkum dari buku Bahasa Indonesia oleh tim Kemendikbud:

1. Tema

Tema merupakan gagasan rahasia atau ide yang menjadi bawah pembuatan drama. Tema nan biasa diangkat dalam drama diantaranya masalah percintaan, suara minor sosial, kemiskinan, teratu, patriotisme, ketuhanan, dan enggak-lain.

2. Alur

Silsilah adalah nikah hal dan konflik nan menggagas perkembangan kisahan. Alur drama terdiri dari 1) pengenalan cerita, 2) konflik semula, 3) perkembangan konflik, dan 4) penyelesaian.

3. Tokoh

Tokoh adalah orang yang bermain di dalam dagelan. Penggagas bisa dibedakan menurut rasam dan perannya.
a. Bersendikan sifat, dibagi menjadi 3:
– Pengambil inisiatif aditokoh, yaitu tokoh terdahulu yang mendukung cerita
– Tokoh pasangan, yaitu tokoh penentang kisahan
– Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik cak bagi penggerak protagonis dan antagonis

b. Berdasarkan peran, dibagi menjadi 3:
– Tokoh anak kunci, yaitu tokoh nan paling kecil menentukan dalam drama. Pentolan siasat adalah penyebab terjadinya konflik, yaitu tokoh utama dan juga antagonis.
– Penggagas terdepan, yaitu biang kerok pendukung atau penentang dedengkot sentral, boleh pula sebagai perantara bermula tokoh sentral. Dalam situasi ini adalah pentolan tritagonis.
– Biang keladi pembantu, merupakan tokoh yang menjawat peran sebagai pelengkap atau tambahan

4. Penokohan

Elemen drama
lebih jauh adalah penokohan/perwatakan. Ini merupakan pencitraan sifat batin seorang biang keladi dalam cerita. Perwatakan dapat digambarkan dengan dialog, ekspresi, atau tingkah laku.

Watak para pencetus digambarkan dalam tiga format ataupun watak dimensional adalah:
a. Keadaan awak, seperti spirit, keberagaman kelamin, ciri-ciri tubuh, dan suku nasion
b. Keadaan psikis, seperti watak, kegemaran, standar moral, dan mental
c. Situasi sosiologis, sama dengan jabatan, jalan hidup, kelas sosial, ras, dan agama

Cara pengarang menampilkan watak tokoh dapat secara langsung atau enggak langsung, yakni:
a. Secara langsung atau analitik, pengarang menampilkan watak biang keladi langsung dijelaskan di dalam teks cerita.
b. Secara tak langsung atau dramatik, pengarang menampilkan watak lain langsung lalu dialog, percakapan tokoh, ingatan tokoh, reaksi atau tanggapan tokoh tak, mileu, dan keadaan awak tokoh.

5. Dialog

Ciri skrip sandiwara ialah berbentuk dialog atau cakapan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam dialog:

  • Dialog harus mencerminkan percakapan sehari-periode
  • Ragam bahasa merupakan bahasa lisan yang komunikatif
  • Diksi alias seleksian kata yang digunakan harus berhubungan dengan konflik dan plot
  • Dialog privat naskah drama harus bersifat estetis, atau memiliki bahasa yang indah
  • Dialog harus mewakili tokoh yang dibawakan
  • Mempunyai kramagung, ataupun petunjuk perilaku atau tindakan yang harus dilakukan tokoh. Kerumahtanggaan naskah drama, kramagung ditulis intern tanda kurung maupun biasanya bercetak pesong.

6. Latar

Latar biasa disebut juga bagaikan setting. Latar cerita dibagi menjadi tiga yaitu deklarasi tempat, waktu, dan suasana. Latar dapat dinyatakan melalui konversasi para dedengkot. Jika di pementasan, maka latar dinyatakan intern penyelenggaraan tempat ataupun tata kilauan.

7. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah prinsip pandang nan digunakan pengarang sebagai sarana bikin menyervis otak, tindakan, latar, dan kejadian dalam cerita.
Sudut pandang adalah posisi berpunca mana pengarang merencana, apakah dia bermain langsung atau ibarat pengobservasi di luar cerita. Sudut pandang terdiri pecah:
a. Kacamata pandang turunan mula-mula atau aku-an
– Aku sebagai tokoh utama
– Aku misal dalang sampingan

b. Tesmak pandang bani adam ketiga atau dia-an
– Orang ketiga serba sempat
– Orang ketiga invalid ataupun pengamat

8. Konflik

Konflik adalah pertentangan atau masalah. Konflik dibedakan menjadi dua, yaitu konflik eksternal dan internal. Konflik eksternal berarti konflik antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya, sementara konflik kerumahtanggaan ialah konflik di antara tokoh dengan dirinya sendiri.

9. Embaran

Pemberitaan ialah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca alias penonton. Amanat drama besar perut berhubungan dengan tema dan ceritanya. Wara-wara juga menyangkut kredit yang ada di masyarakat, dan disampaikan secara implisit. Nilai-nilai itu diantaranya nilai moral, estetika, sosial, dan budaya.

Jika dibuat intern rancangan pementasan, suka-suka beberapa
unsur drama
lainnya. Seperti ki alat pergelaran, yakni ajang, kostum, pencahayaan, dan pengelolaan suara.

(pal/pal)

Source: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5486025/9-unsur-drama-dan-penjelasannya