mantra puasa ngebleng

untitled

SELAIN
puasa Bulan pahala nan teradat bagi kaum Orang islam, sebagian masyarakat Jawa (kejawen) mempunyai majemuk jenis puasa. Puasa-puasa di luar perintah agama tersebut bukan tanpa tujuan. Mereka yang memercayai, dengan menjalani laku prihatin berwujud puasa yang terletak beberapa varian, kalau berbuah melaksanakan, mereka yakin akan memperoleh energi spiritual alias gaib.

Bentuk faedah meruap tersebut bermacam-macam. Tergantung apa nan diinginkan, doa apa yang dipanjatkan serta tipe puasa apa yang mereka jalankan. Ada nan ingin hendaknya mempunyai ilmu kesaktian, kekebalan, kewibawaan, pengasihan, keberuntungan serta bermacam-macam keinginan lain.

Menurut tangan kanan, buat memeroleh ilmu tertentu, harus ditebus dengan laku prihatin khusus, di antaranya puasa bersama-sama membaca mantera selama menjalani ritual. Jenis-jenis puasa yang kerap dilakukan sebagai tebusan cak bagi memeroleh mantra supranatural, ada bilang macam.

Puasa mutih dilakukan maka dari itu mereka yang ingin memilki ilmu sirna dan memeroleh kesuksesan dalam berusaha. Sebagaimana namanya, dalam ritual ini seseorang nan menjalaninya dilarang bikin mengonsumsi apa kembali selain yang berwarna ikhlas. Kebanyakan, para pelakunya hanya akan makan nasi dan air ceria.

Puasa mutih biasanya dimasukkan dalam salah satu babak dari sebuah ritual panjang. Tujuannya sendiri macam-macam. Pada umumnya bikin menguasai ilmu-ilmu gaib tertentu. Suka-suka juga yang melakukannya cak bagi maksud kemenangan.

Puasa ini tak terbetot perian, bisa hanya 3 hari saja ataupun apalagi 40 musim. Biasanya saat menjalani puasa mutih didampingi temperatur spiritual.

Selain itu cak semau puasa ngebleng untuk menguatkan spirit dan mengabulkan kemauan. Kalau kebanyakan durasi puasa itu hanya dari Subuh sampai Sore, tidak demikian dengan ngableng.

Durasi ngableng sehari mumbung, 24 jam. Jadi, seandainya ada seseorang yang menjalani puasa ngableng 3 musim, itu artinya kamu lain bersantap mereguk selama 3 hari munjung.

Dengan berpuasa penuh seperti itu, diharapkan nafsu terhadap kejadian-hal keduniawian bisa sirna. Maka dari itu, puasa ini koteng camar dibarengi dengan semedi. Tak hanya itu, puasa ngableng konon juga sering dilakukan dengan tujuan untuk mengabulkan keinginan.

Suka-suka lagi puasa pati geni. Dikatakan bibit geni ini ampuh bikin kabulnya hajat-hajat yang luar sahih osean. Secara teknis, puasa konsentrat geni dengan ngebleng hampir sepadan.

Pembedanya, puasa konsentrat geni pelakunya berdam di n domestik ruang tertutup minus penyinaran surya maupun lampu. Bahkan cak bagi lepaskan air pula tak bisa keluar ulas. Harus taat berada di ruang dan terus membaca zikir atau mantera.

Yang lebih ekstrem pun merupakan puasa ngeluwang. Puasa satu ini boleh dibilang cukup unik. Enggak hanya bersemedi puasa seperti biasa, dalam pelecok satu rentetan ritualnya si pekerja harus dikubur. Teknik menguburnya, dipendam sampai ke bagian bodi tertentu.

Puasa ini dipercaya akan mendatangkan peristiwa ki akbar. Salah satunya ialah dimampukan bakal menguasai beragam jenis ilmu klenik tertentu. Puasa ini konon memiliki ujiannya. Kaprikornus, detik dipendam, si pegiat biasanya akan didatangi oleh insan-manusia gaib dan kemudian menakutinya.

Puasa weton (masa kelahiran). Tujuannya untuk protejsi diri terhadap kesialan. Dari sekian banyak puasa kejawen nan ada, weton yakni keseleo satu yang paling tersohor dilakukan. Puasa ini seorang tidak dilakukan detik tiba hari lahir sekadar.

Setiap 35 musim sekali. Jika wetonnya Minggu Pon, misalnya. Maka puasa ngapit neton dilakukan phari Sabtu Pahing, Pekan Pon dan Senin Wage.

Selain itu, masih ada beberapa jenis puasa yang familiar bakal masyarakat Jawa, Antara lain ngeruh (pantang bersantap makananberasal dari binatang dan makhluk bernyawa), ngelowong (dilarang makan privat kurun waktu tertentu dan hanya tidur 3 jam dalam 24 jam), ngrowot (puasa yang jika buka dan sahur namun makan buah), nganyep (cuma makan nafkah tak berasa) dan masih banyak lagi jeni puasa nan dilakukan oleh nenek moyang zaman dulu.
(Daryanto Widagdo)

Source: https://www.krjogja.com/berita-lokal/read/287688/mengenal-puasa-kejawen-dan-kekuatan-spiritualnya