konjungsi meskipun demikian digunakan untuk menandai

tirto.id – Kata hubung nan dikenal perumpamaan konjungsi adalah kata maupun kata majemuk yang berfungsi andai penghubung antarkata, antarklausa, atau antarkalimat. Eksploitasi pembukaan hubung dalam sebuah kalimat atau gugus kalimat berfungsi sepatutnya susunan kata ataupun kalimat memiliki koherensi (keterkaitan).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konjungsi adalah kata maupun ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Ernawati Waridah intern buku
EYD & Selingkung Kebahasa-Indonesiaan
(2008) menuliskan, sesuai fungisnya, kata hubung terbagi menjadi lima kelompok. Antara lain: kata hubung koordinatif, subordnatif, korelatif, antarkalimat, dan antarparagraf.

Yohanni Johns intern
buku

Bahasa Indonesia 1

menuliskan, kata penghubung antarkalimat berfungsi buat menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh sebab itu, kata penghubung antarkalimat selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital.

Seperti mana tertuang kerumahtanggaan buku tersebut, lima kelompok kata hubung itu adalah pemekaran berasal tiga kelompok guna konjungsi, yaitu konjungsi intra-kalimat, antar-kalimat, dan antar-paragraf. Konjungsi intra-kalimat, kemudian dipecah kembali menurut fungsinya menjadi kata penghubung koordinatif, subordinatif, dan korelatif.


Berikut yaitu transendental kata sambung sebagai halnya dikutip berpokok plural sumber:


Hipotetis Introduksi Hubung (Konjungsi) Koordinatif

Konjungsi koordinatif adalah perkenalan awal hubung yang dipakai cak bagi menggabungkan dua klausa nan berkedudukan setara. N domestik penerapannya, konjungsi koordinatif menghasilkan kalimat berbagai ragam sekelas. Kata penghubung yang termasuk intern kelompok ini antara tidak: dan, dari, serta, melainkan, padahal, padahal, atau, tetapi.


Hipotetis: Ibu mengaji sosi (kalimat pertama) dan ayah membersihkan kebun (kalimat kedua)

N domestik transendental di atas, antara kalimat purwa
Ibu mengaji buku
dan kalimat kedua
ayah membersihkan kebun
dihubungkan dengan konjungsi koordinatif
dan.


Pola Kata Sambung (Konjungsi) Subordinatif

Konjungsi subordinatif merupakan kata sambung bikin menggabungkan dua klausa atau bertambah yang memiliki hubungan bertingkat. Dalam penggunaannya, kata sambung subordinatif menghasilkan kalimat beraneka macam bertingkat.

Konjungsi subordinatif terbagi menjadi beberapa kerubungan, berikut contohnya:

1. Konjungsi subordinatif waktu: sejak, berasal, sedari, bertepatan.

2. Konjungsi subordinatif syarat: takdirnya, kalau, bila, sekiranya.

3. Konjungsi subordinatif pengandaian: seandainya, andai.

4. Kata penghubung subordinatif konsesif: biarpun, sekalipun.
5. Konjungsi subordinatif pembandingan: seakan-akan, seperti.

6. Kata penghubung subordinatif sebab: sebab, karena, oleh sebab.

7. Kata penghubung subordinatif hasil: sehingga, hingga.

8. Konjungsi subordinatif alat: dengan, tanpa.

9. Konjungsi subordinatif cara: dengan, tanpa.

10. Konjungsi subordinatif komplementasi: bahwa.

11. Kata penghubung subordinatif atribut: nan.

12. Konjungsi subordinatif nisbah: setolok … dengan, lebih … dari.


Contoh Kata Hubung (Konjungsi) Korelatif

Kata penghubung korelatif adalah pembukaan penghubung nan menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa, di mana kedua partikel tersebut memiliki kelebihan sintaksis nan proporsional (sama-separas subjek, misalnya). Kata sambung yang timbrung internal keramaian ini antara lain:

  • Bukan sahaja… belaka juga…,
  • Bukan tetapi…, justru…,
  • Bukannya… melainkan…,
  • Makin…, makin, …,
  • Jangankan… pun…,
  • Baik… ataupun…
  • Bukan… hanya…
  • Demikian… sehingga…

Contoh:

  • Sang jago merah
    tidak hanya
    melahap apartemen penduduk,
    tetapi
    juga sebuah sekolah di dekatnya.
  • Baik
    Pak Hasan
    maupun
    istrinya senang makanan yang pedas.
  • Entah
    dikabulkan
    entah
    tak, yang terdepan kita sudah memberi saran dengan baik.
  • Jangankan
    orang tak, nasihat orang tuanya
    pun
    tidak pernah didengarnya.
  • Tidak sekadar
    mereka nan pergi,
    hanya
    juga kita juga harus pergi.
  • Kijang itu larinya
    demikian
    cepat
    sehingga
    harimau itu bukan berdampak memangsanya.


Contoh Introduksi Hubung (Kata penghubung) Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat berfungsi lakukan mengikat satu kalimat dengan kalimat yang lain. Maka itu sebab itu, kata penghubung antarkalimat selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan lambang bunyi kapital. Berikut contohnya:

1. Menyatakan kesediaan melakukan sesuatu yang farik alias anti dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya, sebagaimana: biarpun demikian/sedemikian itu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun, demikian/serupa itu.

Contoh: Kami lain pernah semupakat dengan pendapatnya. Meskipun begitu, kami tidak akan menghalanginya bakal terus maju.

2. Menyatakan kelangsungan dari peristiwa maupun situasi sreg kalimat sebelumnya, seperti: meskipun demikian/semacam itu, kemudian, sesudah itu, lebih jauh.

Kamil: Mereka berbelanja ke pasar. Sesudah itu, mereka akan pergi ke tegal binatang.

3. Menyatakan adanya peristiwa, peristiwa, atau keadaan tidak di luar berusul yang telah dinyatakan sebelumnya, seperti: tambahan pula, sekali lagi pula, selain itu.

Paradigma: Pak Broto dijangkiti penyakit asma. Selain itu, dia juga mengalami masalah gula darah.

4. Mengacu ke kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya, seperti: sebaliknya.

Contoh: Perampok itu tidak peduli kendatipun penjaga keamanan memberikan tembakan peringatan. Sebaliknya, dia lebih-lebih melawan petugas keamanan dengan pisau.

5. Menyatakan situasi sebenarnya, seperti: selayaknya, bahwasanya.

Contoh: Keburukan yang dihadapinya memang gawat. Sesungguhnya, kebobrokan itu telah diramalkannya sebelumnya.

6. Melantangkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya, sama dengan: malahan dan bahkan.

Komplet: Rumah-flat di kampung itu banyak didirikan di rapat persaudaraan wai. Sampai-sampai, ada kampung yang berada di tengah laut dangkal.

7. Menyatakan pertentangan dari keadaan sebelumnya, sebagai halnya: semata-mata dan akan cuma.

Contoh: Keadaannya memang sudah aman. Akan tetapi, kita tetap harus siap siaga.

8. Menyatakan konsekuensi, seperti dengan demikian.

Lengkap: Kamu mutakadim melakukan semua ini. Dengan demikian, sudah mudahmudahan engkau menanggung semua akhirnya.

9. Menyatakan akibat, seperti: makanya karena itu dan maka itu sebab itu.

Contoh: Kami sudah lalu melarang dia buat enggak melalukan itu lagi, tetapi dia konstan nekat. Oleh karena itu, sekarang dia merasakan sendiri balasannya.

10. Menyatakan kejadian yang mendahului peristiwa yang dinyatakan sebelumnya, seperti: sebelum itu.

Contoh: Polisi menggetah dua penjahat rumah. Sebelum itu, mereka menangkap lima orang perampas dedengkot.


Contoh Alas kata Hubung (Kata sambung) Antarparagraf

Konjungsi alias konjungsi antarparagraf terbagi menjadi beberapa macam misal berikut ini:

1. Konjungsi nan menyatakan tambahan pada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya. Contoh: di samping itu, demikian juga, tambahan juga.

2. Konjungsi yang menyatakan penangkisan dengan sesuatu nan sudah disebutkan sebelumnya.

Contoh: bagaimanapun kembali, sebaliknya, namun.

3. Kata penghubung nan menyatakan perbandingan.

Contoh: seperti mana, sama halnya.

4. Konjungsi yang menyatakan akibat atau hasil.
Lengkap: oleh karena itu, jadi, balasannya.

5. Konjungsi yang menyatakan tujuan.
Transendental: bagi itulah, bakal intensi itu.

6. Konjungsi yang menyatakan intensifikasi.
Ideal: pendek cakap, pada intinya.

7. Konjungsi yang menyatakan palagan.
Eksemplar: di sinilah, bersanding dengan.


Kata penghubung Temporal: Pengertian, Ciri dan Contohnya

Konjungsi temporal adalah sesuatu yang menjelaskan perhubungan waktu antara dua hal maupun situasi. Kata penghubung temporal merupakan keseleo satu jenis pengenalan hubung.

Umpama salah satu variasi kata hubung, kata sambung temporal mengklarifikasi hubungan yang tidak sekelas. Konjungsi

sebelumnya

dan

sesudahnya

menghubungkan dua penggalan kalimat yang sederajat. Contoh n domestik kalimat adalah: “Kami sampai di kondominium sebelum matahari terbenam.”

Contoh Konjungsi Temporal

  • apabila
  • bila
  • kapan
  • demi
  • sampai
  • momen
  • sambil
  • sebelum
  • sampai
  • sedari
  • sejak
  • selama
  • semenjak
  • sementara
  • sekali lalu
  • waktu
  • setelah
  • sesudah
  • tatkala.

Begitu juga dikutip dari

Jurnal
Dwija Utama

, konjungsi temporal biasanya ikut ke dalam kategori wacana prosedur yang berisi langkah-langkah atau tahap-tahap bagi mengamalkan sesuatu hal, baik melakukan satu kegiatan tertentu, alias mewujudkan sesuatu yang disajikan secara kronologis.N domestik konteks itu, kata sambung temporal bisa juga diartikan sebagai kata hubung yang mengacu lega urutan masa dan serampak menjadi kohesi teks seperti cumbu
pertama,
kedua,
ketiga
dan lain-lain.



Temporer itu, Ida Widaningsih kerumahtanggaan

Garis haluan
dan Inovasi Pengajian pengkajian Bahasa Indonesia


menuliskan kejadian nan kurang lebih sebabat. Kata sambung temporal adalah kata sambung yang menjadi lanjutan usap ancang demi langkah.

Kata penghubung temporal sekali lagi biasa dipakai dalam kaidah bacaan prosedural, seperti mana cara menyemarakkan peranti, cara menerangkan karpet, mandu membakar roda motor, menghidupkan laptop, memandikan kucing dan tidak-lain.

Selain itu, Minarni Try Astuti dalam
pusat

Marilah, Ungkap Idemu Melampaui Teks Kampanye Hingga Pustaka Tanggapan

menuliskan, pemakaian konjungsi temporal (misalnya sejak, kemudian, awalnya, akhirnya) lagi masuk dalam ciri khas dalam aspek kebahasaan teks berita. Fungsi keterangan waktu, kalimat sekaligus dan bahasa Indonesia yang stereotip harus dipakai agar berita yang disampaikan tidak berharga problematis dan penting ganda.

Kemudian, narasi sejarah atau cerita rekaman juga sering menggunakan konjungsi temporal. Sebab, konjungsi temporal memberikan informasi tentang hubungan bermula dua hal hal yang farik. Secara sederhana, identifikasi temporal terhadap bacaan sejarah ialah upaya mempreteli teks sejarah beralaskan tahun yang cak semau di dalam referensi tersebut.

Kronologis satu kejadian akan mudah diketahui dengan cara menentukan batasan waktu berpunca kisah sejarah tersebut. Apabila berhasil dalam menentukan batasan tahun tersebut, maka kronologis suatu situasi ki kenangan akan mudah dipahami, demikian seperti ditulis Ofianto dan Tri Zahra Ningsih dalam

Assesmen
Ketrampilan Nanang Historis (Historical Thinking)

.

(tirto.id –
Pendidikan)


Penulis: Alexander Haryanto

Editor: Iswara N Raditya


Pembeda: Yulaika Ramadhani

Source: https://tirto.id/contoh-konjungsi-jenis-jenis-kata-hubung-dan-pengertiannya-giV3