jelaskan pengertian dari ulul azmi
Ululazmi
(bahasa Arab:
أولوالعزم,
translit.
Ulu al-‘Azmi
) yakni sebuah gelar khusus lakukan golongan utusan tuhan pilihan yang mempunyai ketabahan luar biasa. Terdapat lima utusan tuhan nan mendapatkan gelar ulul ‘azmi, merupakan Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad. Gelar ulul ‘azmi dijelaskan dalam Surah Al-Ahqaf ayat ke-35 dan Asy-Syura ayat ke-13.
Ayat
[sunting
|
sunting sumur]
“Dan (ingatlah) ketika Kami mencoket perjanjian pecah para nabi dan dari engkau, terbit Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian nan konsisten.”
Kebiasaan Ululazmi
[sunting
|
sunting sumber]
Kelima utusan tuhan yang mendapat gelar ululazmi adalah para rasul yang memiliki keteguhan asing baku selama menyerakkan berbagai risalah Allah. Tatkala para nabi ini harus menghadapi berbagai ragam penentangan bersumber kaum-kaum yang didakwahi; para nabi ini berdoa moga Halikuljabbar memberi pemberian untuk kabilah-kabilah tersebut. Tatkala Allah mendapati bahwa berbagai risalah-Nya yang disampaikan melalui para rasul ini telah secara mutlak dibantah serta diingkari maka itu kaum-kaum tersebut, maka Sang pencipta yang menyelamatkan para rasul ini beserta para pengikut mereka, serta Allah timpakan hukuman selaras kepada kaum-suku bangsa pengingkar itu.
Ciri-ciri ululazmi yakni sebagai berikut:
- Memiliki seruan dakwah menyeluruh cak bagi umat turunan maupun umat jin.[1]
- Mencadangkan syariat dan agama Halikuljabbar.[2]
- Menyampaikan kitab samawi.[3]
- Mengakui perjanjian serta “wasiat” bermula Allah[4]
Daftar
[sunting
|
sunting perigi]
Nuh
[sunting
|
sunting sumber]
Kaligrafi Nuh ‘alaihis-salam
Nama Nuh (bahasa Arab:
نوح,
translit.
Nūḥ
) disebutkan 43 kali kerumahtanggaan Al-Qur’an. Kamu merupakan leluhur berusul nabi ululazmi yang tak. Internal Al-Qur’an disebutkan bahwa Allah melebihkannya atas segala umat[5]
dan dinyatakan sebagai hamba Allah yang banyak bersyukur.[6]
Sebuah riwayat hadits membersihkan bahwa Nuh adalah rasul purwa.[7]
Disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa kaum Nuh melakukan penyembahan fetis dan Nuh diutus kiranya mereka lagi ke jalan Sang pencipta.[8]
Nuh mendakwahi mereka siang dan lilin lebah,[9]
baik secara diam-diam, terang-terangan, kemudian kedua cara tersebut sekaligus.[10]
Namun para pemimpin kabilah Nuh bukan menyambut baik pekik tersebut. Nuh dianggap sesat,[11]
pendusta,[12]
dan sinting.[13]
Penentangan dari kaum Nuh juga diwariskan kepada generasi setelahnya. Para ibu bapak yang menjurus Nuh akan memerintahkan anak-anak mereka yang sudah baligh seharusnya ikut memusuhi dan mengarah Nuh, sehingga khalayak-bani adam kafir ini melahirkan generasi yang ateis pula.[14]
[15]
Setelah berdakwah sekian lama, Nuh kemudian menanyakan pertolongan kepada Allah atas penolakan kaumnya.[16]
Allah kemudian memerintahkan Nuh agar membuat arombai karena Tuhan akan mendatangkan air bah yang akan mengandaskan bani adam-orang kafir.[17]
[18]
Pasca- pembuatan bahtera selesai, Nuh diperintahkan membawa sato-binatang ke bahtera secara bersampingan, jantan dan betina.[19]
Tersapu manusia yang panjat perahu, Al-Qur’an menjelaskan bahwa mereka adalah Nuh seorang, keluarganya yang berkepastian, dan para pengikutnya. Enggak disebutkan stempel alias jumlah pastinya, tetapi dijelaskan bahwa manusia-sosok beriktikad nan bersama Nuh doang sedikit.[19]
Ibnu ‘Abbas berpendapat bahwa ada delapan puluh laki-suami dan keluarganya yang ikut n domestik bahtera Nuh.[20]
Kaum Nuh yang kufur hancur tenggelam, terjadwal anak Nuh yang kafir yang menolak naik biduk.[21]
Ibrahim
[sunting
|
sunting sendang]
Kaligrafi Ibrahim ‘alaihis-salam
Stempel Ibrahim (bahasa Arab:
إبراهيم,
translit.
Ibrāhīm
) disebutkan 69 siapa intern Al-Qur’an, menjadikannya sebagai penggerak manusia nan namanya disebutkan terbanyak kedua dalam Al-Qur’an. Ibrahim membujur julukan
khalilullah
(خلیل اللہ; kesayangan Allah)
[22]
dan kakek moyang umat Muslim.[23]
Disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa Ibrahim yakni imam bagi manusia,[24]
keluarganya dilebihkan atas segala umat,[25]
dan keturunannya dianugerahi kitab dan hikmah.[26]
Agama Selam yang dibawa Muhammad kembali dipandang andai kesinambungan bermula ajaran Ibrahim.[27]
Ibrahim juga disebut sebagai teladan[28]
[29]
dan Utusan tuhan Muhammad beserta umat Mukmin diperintahkan buat menirukan agama Ibrahim yang literal.[23]
[30]
[31]
[32]
Ditegaskan lagi bahwa nan membenci agama Ibrahim yaitu orang yang memperbodoh dirinya sendiri[33]
dan orang yang paling sanding dengan Ibrahim ialah insan yang mengikuti ajarannya, Nabi Muhammad, dan orang-orang yang beriman.[34]
Namanya juga disandingkan dengan Muhammad dalam shalawat.[35]
[36]
[37]
Ibrahim mendakwahi ayah dan kaumnya agar meninggalkan penyembahan kultus yang mereka buat. Ibrahim menyeru mereka untuk bertakwa kepada Yang mahakuasa, mengesakan-Nya, dan meninggalkan sesembahan lain. Ibrahim juga menegaskan bahwa sesembahan mereka tidak produktif membagi kas dapur puas penyembahnya.[38]
Saat pemukim keluar ii kabupaten bagi mengadakan perayaan tahunan, Ibrahim kemudian pergi ke kuil pengagungan dan menghancurkan berhala-berhala nan ada di sana.[39]
[40]
Para penduduk tersentak dengan keadaan berhala mereka dan kemudian melemparkan Ibrahim ke kerumahtanggaan api lautan sebagai hukuman.[41]
Doang Sang pencipta membuat api menjadi dingin sehingga tidak menyakiti Ibrahim.[42]
[43]
Setelahnya, Ibrahim hijrah cenderung Palestina dan kemudian punya beberapa anak, semata-mata yang paling dikenal adalah Isma’il dan Ishaq.[44]
Almalik juga memerintahkan Ibrahim menyembelih putranya sebagai ujian keimanan dan Ibrahim mematuhinya. Namun ketika Ibrahim hendak menyembelihnya, Allah menggantinya dengan hewan sembelihan yang besar.[45]
Bersama Ismail, Ibrahim juga diperintahkan meninggikan pondasi Ka’bah.[46]
Ibrahim dikenal sebagai Abraham dalam Ibrani dan Kristen dan merupakan sosok nan dihormati privat kedua agama tersebut. N domestik tradisi Yahudi, Ibrahim disebut
Avraham Avinu
(אברהם אבינו), “bapak kami Abraham,” menunjukkan kedudukannya sebagai leluhur biologis bangsa Yahudi dan ayah terbit agama Ibrani, juga dipandang sebagai bangsa Yahudi pertama.[47]
Musa
[sunting
|
sunting sumber]
Kaligrafi Musa ‘alaihis-salam
Tanda Musa (bahasa Arab:
موسى,
translit.
Mūsā
) disebutkan 136 kali dalam Al-Qur’an, menjadikannya umpama tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak n domestik Al-Qur’an. Dia mendapat julukan
kalīmullāh
(bahasa Arab:
كليم الله) yang berjasa “sosok nan berbicara dengan Tuhan.”[48]
[49]
Musa yakni baka Lewi bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Al-Qur’an menyebutnya sebagai seseorang nan mengirimkan bukti-bukti kesahihan,[50]
[51]
diberi petunjuk maka itu Tuhan,[52]
dilebihkan atas manusia yang lain,[53]
dan mempunyai kedudukan terhormat di jihat Allah.[54]
Dalam menjalankan tugas kerasulan, Musa didampingi kakaknya, Harun.[55]
[56]
[57]
Musa diperintahkan moga mendakwahi Fir’aun dan memintanya mengkhususkan Bani Israil berpangkal penindasan dan membawa mereka keluar dari Mesir. Fir’aun memerosokkan permohonan Musa dan terjadi kekhisitan di antara kedua belah pihak.[58]
[59]
[60]
[61]
[62]
Saat Musa membawa Bani Israil meninggalkan, Fir’aun dan bala tentaranya mengejar, tapi mereka peroi terendam.[63]
[64]
[65]
[66]
[67]
Ketika Musa bermunajat di atas gunung, Bani Israil justru menyembah patung sapi lebah ratulebah yang dibuat Samiri, terlebih mengancam akan mendebah Harun yang sudah mengingatkan mereka.[68]
[69]
Saat Musa memerintahkan Ibnu Israil berperang agar bisa memasuki Palestina, mereka menolak dan justru meminta Allah dan Musa berperang koteng mengimbangi penduduk tersebut, sementara mereka akan menanti. Maka Halikuljabbar mengharamkan kawasan itu sreg Bani Israil selama empat desimal musim dan selama itu, mereka akan berputar-putar kepanikan di muka bumi.[70]
Kitab Taurat yang diwahyukan pada Musa menjadi pedoman hukum bagi Anak laki-laki Israil lega masa-masa setelahnya.[71]
Musa pun dihormati dalam Ibrani dan Kristen. Tradisi Yahudi memandang Musa sebagai utusan tuhan teragung yang pernah spirit.[72]
[73]
Isa
[sunting
|
sunting sumber]
Kaligrafi ‘Isa ‘alaihis-salam
Nama Isa (bahasa Arab:
عيسى,
translit.
`Īsā
) disebutkan 25 kali dalam Al-Qur’an. Dia juga disebut
ٱبْنُ مَرْيَمَ
ibnu Maryam
sebanyak 23 kelihatannya dan
المسيح
Al-Masih
sebanyak 11 kali. Dia adalah keturunan Ya’qub polong Ishaq bin Ibrahim.
Tiga agama samawi memiliki pandangan yang saling bertolak pantat tersapu Isa. Umat Yahudi memandangnya sebagai kabil kuntilanak, dieksekusi oleh meja hijau agung Yahudi karena menyebarkan penyembahan berhala dan mempraktikkan sihir.[74]
Terdapat perbedaan rukyah tentang harga diri Isa dalam Kristen, tapi pada umumnya Isa diagungkan sampai derajat ketuhanan.
Penyebutannya dalam Al-Qur’an utamanya menekankan pada dua aspek: kemuliaan dan kemanusiaannya. Isa disebutkan sebagai sosok yang terkemuka di dunia dan akhirat, didekatkan kepada Yang mahakuasa, saleh,[75]
steril,[76]
dan diberkahi.[77]
Disebutkan sekali lagi bahwa Allah mengajarkan kitab, hikmah, Taurat, dan Alkitab kepada Isa.[78]
[79]
Umat Selam juga diperintahkan untuk beriktikad kepada wahyu Allah, baik yang diturunkan kepada Muhammad maupun kepada nabi-nabi yang lain, di antaranya adalah Isa, lagi diperintahkan lakukan tidak memilah-milah para utusan tuhan dan berserah diri kepada Allah.[80]
[81]
Di arah tak, Isa juga disebutkan perumpamaan seorang hamba Allah[79]
[82]
dan enggak culas lakukan menjadi cucu adam.[83]
Bersama Maryam, Isa disebutkan absah menyantap makanan,[84]
kata majemuk akan arah kemanusiaannya. Invensi Isa pun disejajarkan dengan penciptaan Pria, mengklarifikasi bahwa kreasi keduanya adalah karena kekuasaan Almalik.[85]
[86]
Al-Qur’an juga menyerahkan penentangan terhadap berbagai macam paham yang mengultuskan Isa, seperti menganggapnya sebagai Allah,[87]
[88]
putra Sang pencipta,[89]
atau memandang bahwa Almalik adalah Isa itu sendiri.[90]
[91]
Selain penyembahan pada Tuhan, seruan Isa yang paling sering disebutkan n domestik Al-Qur’an merupakan bahwa dia datang bakal membenarkan kitab Taurat.[92]
[93]
[94]
Terdapat beberapa teori dan penafsiran terkait situasi penyalibannya di gudi umat Islam, banyak yang meyakini bahwa Isa diangkat ke langit secara jasmani privat keadaan semangat. Sejumlah riwayat hadits menyatakan bahwa Isa akan jatuh pun ke dunia menjelang hari akhir zaman.[95]
[96]
[97]
Muhammad
[sunting
|
sunting mata air]
Kaligrafi Muhammad
shalallahu ‘alaihi wa salam
Keberadaan Muhammad merupakan penggenapan para nabi yang telah Tuhan utus ke tengah-tengah umat manusia.[98]
Muhammad terlahir serta dibesarkan seumpama seorang Arab.[99]
Allah mengetanahkan Muhammad sedarun menghadapi musim-masa sulit.[100]
Pasca- menjadi seorang Rasul Allah, dakwah Muhammad menghadapi penentangan semenjak kaum ateis karena nabi dianggap menyebarkan ajaran bakal mengganti pagar adat pitarah.[101]
Meskipun dakwah nabi didustakan,[102]
[103]
sebatas diusir oleh kabilah kafir yang berbuntut hijrah ke Madinah, Halikuljabbar senantiasa mengaruniakan perlindungan maupun pertolongan yang menyertai utusan tuhan bersama orang-cucu adam beriman.[104]
Sejumlah waktu kemudian; Allah memberi perintah kepada nabi Muhammad beserta cucu adam-hamba allah berkeyakinan cak agar maju berperang mengimbangi golongan kufur alias golongan yang telah mengusir mereka,[105]
supaya Almalik menimpakan hukuman pedih kepada orang-turunan kufur melewati tangan orang-orang beriman,[106]
setakat ketika kubu Muhammad bersama orang-orang berketentuan memperoleh pertolongan disertai kemenangan semenjak sisi Sang pencipta.[107]
Setelah itu, insan-hamba allah beriman mengadakan perjanjian damai terhadap kabilah nan lain berketentuan bahwasanya kaum itu takkan menganggu orang-orang berketentuan.[108]
Muhammad bersama kabilah beriman yang menyertai dirinya memiliki watak keras terhadap suku bangsa kafir namun akrab terhadap sesama khalayak beriktikad.[109]
Kekhususan pada diri Muhammad adalah pewahyuan kitab Al-Qur’an, yakni sebuah kitab safi bertata cara Arab yang dari dari Firman Tuhan. Dalam kitab ini terkandung lafaz janji
Bismillahirrahmanirrahim
sebagai nama penggenapan kitab-kitab Allah terdahulu, supaya umat manusia berserah diri secara selengkapnya kepada Allah Nan Maha Pengasih, Maha Pengasih.[110]
Halikuljabbar menjamin kesejatian isi Al-Qur’an,[111]
tidak sebagai halnya bilang kitab terdahulu yang sebagiannya pernah mengalami interferensi berbunga ahli kitab temporer sebagian enggak berada dalam beragam versi. Muhammad juga diutus sebagai penggenapan Taurat dan Injil,[112]
dengan maksud supaya umat manusia hanya beriktikad, mengabdi, serta berserah diri secara kudus kepada Tuhan cuma,[113]
lagi supaya umat khalayak senantiasa berpegang teguh kepada tajali yang berasal berbunga Allah; yakni berbagai macam risalah yang disampaikan melangkahi para Nabi atau para nabi yang mutakadim Allah utus,[114]
oleh sebab ada pantangan akan halnya mengimak ajaran yang berasal berasal “hawa nafsu individu” nan dapat mengakibatkan perpecahan kerumahtanggaan agama Allah.[115]
[116]
Terdapat majemuk penjelasan bahwa sikap berpecah-belah dalam beragama setara dengan sikap sesat dan musyrik.[117]
Rujukan
[sunting
|
sunting sumber]
-
^
Bihâr al-Anwâr, hal. 32. Tempaan Beirut, Wafa. -
^
Ibid, kejadian. 34; ‘Ilal al-Syarâ’i, jil. 1, kejadian. 149, Bab 101. Ibid, hal. 56. -
^
Ibid, keadaan. 35. -
^
Surah Al-Ahzab: 7-8, Asy-Syura: 13 -
^
Ali ‘Imran (03): 32 -
^
Al-Isra’ (17): 3 -
^
HR. Al-Bukhari (4712) -
^
Hud (11): 26 -
^
Nuh (71): 5 -
^
Nuh (71): 8-9 -
^
Al-A’raf (7): 60 -
^
Hud (11): 27 -
^
Nuh (23): 25 -
^
Nuh (71): 27 -
^
Anak lelaki Katsir 2014, hlm. 106. -
^
Asy-Syu’ara (26): 117-118 -
^
Hud (11): 37 -
^
Ibnu Katsir 2014, hlm. 107-109. -
^
a
b
Hud (11): 40 -
^
Ibnu Katsir 2014, hlm. 127. -
^
Hud (11): 42-43 -
^
An-Nisa’ (04): 125 -
^
a
b
Al-Hajj (22): 78 -
^
Al-Baqarah (02): 124 -
^
Ali ‘Imran (03): 33 -
^
An-Nisa’ (04): 54 -
^
Al-An’am (06): 161 -
^
An-Nahl (16): 120 -
^
Al-Mumtahanah (60): 4-6 -
^
Al-Baqarah (02): 135 -
^
Ali ‘Imran (03): 95 -
^
An-Nahl (16): 123 -
^
Al-Baqarah (02): 130 -
^
Ali ‘Imran (03): 68 -
^
HR. Al-Bukhari (3370) -
^
HR. Muslim (406) -
^
Anak laki-laki Katsir 2014, hlm. 266. -
^
Al-Ankabut (29): 16-17 -
^
Al-Anbiya’ (21): 58 -
^
Ash-Shaffat (37): 88-93 -
^
Al-Anbiya’ (21): 68 -
^
Al-Anbiya’ (21): 69 -
^
Ibni Katsir 2014, hlm. 203. -
^
Ibrahim (14): 39 -
^
Ash-Shaffat (37): 101-107 -
^
Al-Baqarah (02): 127 -
^
Levenson 2012, hlm. 3. -
^
“Chapter 7: Account of the death of Prophet Musa, occultation of Successors and Divine Proofs till the period of Prophet Isa”. Al-Islam. Diakses tanggal
2019-09-22
.
-
^
James E. Lindsay (2005).
Daily Life In The Medieval Islamic World
. Greenwood Publishing Group. hlm. 178. ISBN 9780313322709.
-
^
Al-Baqarah (2): 92 -
^
Al-A’raf (7): 103 -
^
Al-An’am (6): 84 -
^
Al-A’raf (7): 144 -
^
Al-Ahzab (33): 69 -
^
Thaha (20): 9-36 -
^
Al-Qashash (28): 29-35 -
^
Bani Katsir 2014, hlm. 447-455. -
^
Al-A’raf (7): 111-126 -
^
Yunus (10): 79-82 -
^
Thaha (20): 61-73 -
^
Asy-Syu’ara’ (26): 35-51 -
^
Ibnu Katsir 2014, hlm. 465-477. -
^
Al-A’raf (7): 136 -
^
Yunus (10): 90-92 -
^
Thaha (20): 77-79 -
^
Asy-Syu’ara’ (26): 52-68 -
^
Al-Qashash (28): 40 -
^
Al-A’raf (7): 148-154 -
^
Thaha (20): 83-98 -
^
Al-Ma’idah (5): 21-26 -
^
Al-Ma’idah (5): 44 -
^
Ginzberg, Louis (1909).
The Legends of the Jews Vol. III : Moses excels all pious men
(Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society. -
^
“Judaism 101: Moses, Aaron and Miriam”. Jew FAQ. Diakses sungkap
2010-03-02
.
-
^
Kessler, Edward; Wenborn, Neil (2005).
A Dictionary of Jewish-Christian Relations. Cambridge University Press. hlm. 416. ISBN 978-1-139-44750-8.
-
^
Ali ‘Imran (3): 45-46 -
^
Maryam (19): 19 -
^
Maryam (19): 31 -
^
Ali ‘Imran (3): 48 -
^
a
b
Maryam (19): 30 -
^
Al-Baqarah (2): 136 -
^
Ali ‘Imran (3): 84 -
^
Az-Zukhruf (43): 59 -
^
An-Nisa’ (4): 172 -
^
Al-Ma’idah (5): 75 -
^
Ali ‘Imran (3): 59 -
^
Akhtar, Shabbir (31 October 2007).
The Quran and the Secular Mind: A Philosophy of Selam. Routledge. ISBN 9781134072569 – via Google Books.
-
^
At-Taubah (9): 31 -
^
Al-Ma’idah (5): 116 -
^
At-Taubah (9): 30 -
^
Al-Ma’idah (5): 17 -
^
Al-Ma’idah (5): 72 -
^
Ali ‘Imran (3): 50 -
^
Al-Ma’idah (5): 46 -
^
Ash-Shaff (61): 6 -
^
HR. Bukhari no. 3448 -
^
HR. Muslim no. 155 -
^
Warren Larson
Jesus in Selam and Christianity: Discussing the Similarities and the Differences
hlm. 335 -
^
Surah Al-Baqarah: 101, Ali-Imran: 81, Al-Ahzab: 40, As-Saffat: 37 -
^
Surah Fussilat: 44 -
^
Surah Ad-Duha: 6-11 -
^
Saba’: 43-45, Al-Furqan: 41-42 -
^
Surah Al-Hijr: 6, Al-Mu’minun: 70, Al-Qalam 51, Az-Zariyat: 52 -
^
Surah Al-Qalam: 2-7 -
^
Surah Al-Anfal: 26 -
^
Surah Al-Baqarah: 90-95, At-Taubah: 7-16, Al-Hasyr: 2-4, Al-Baqarah: 217, Al-Hajj: 39, At-Taubah: 48-56, Al-Mumtahanah: 1-3, An-Nisa: 88-91, Al-Anfal: 92, Ibrahim: 13, Muhammad: 4, Al-Isra: 76, At-Taubah: 29 -
^
Surah Al-Anfal: 17-18 -
^
Surah Al-Maidah: 3 -
^
Surah An-Nisa: 90, Al-Anfal: 61, At-Taubah: 4, Muhammad: 13, Al-Mumtahanah: 8-9 -
^
Mujadilah: 22, Al-Fath: 78, Al-Baqarah: 191, An-Nisa: 89, Al-Ma’idah: 54 -
^
Surah An-Nisa: 105, Al-An’am: 114 -
^
Surah Yunus: 37, Hud: 1, Az-Zumar: 1, Mu’minun: 2, Al-Haqqah: 38 – 52 -
^
Surah Ali-Imran: 3, Yunus: 37, Al-Maidah: 68, Al-Fath: 29 -
^
Surah Al-Baqarah: 136, Ali-Imran: 84, Ali-Imran: 152, Al-An’am: 153 -
^
Surah Al-Baqarah: 285, An-Nisa: 80, An-Nisa: 136, Al-An’am: 92 -
^
Surah An-Nahl: 9, Al-Furqan: 43-44, Al-Ma’idah: 49, At-Taubah: 30-32, Al-Jatsiyah: 23, Muhammad: 14, -
^
Surah Al-Ma’idah: 77, An-Nisa: 27, Ar-Rad: 37, At-Taubah: 34, Al-Kahfi: 28, Ta Ha: 16, An-Nisa: 135, Ar-Kepala susu: 29, Ali-Imran: 83, Asy-Syura: 14 – 17, Al-Jatsiyah: 16-19 -
^
Surah Al-Mu’minun: 52-63, Al-Baqarah: 213, An-Nahl: 63-64, Az-Zumar 1-3, Az-Zumar: 29, Ali-Imran: 99-105, Fussilat: 45-46, Asy-Syura: 8-10, Al-An’am: 159-161, Asy-Syura 13-16, Al-Maidah: 81, An-Nisa: 150-152, Hud: 118-123
Daftar bacaan
[sunting
|
sunting sumber]
-
Ibni Katsir (2014).
Kisah-Kisah Para Nabi. Diterjemahkan maka dari itu Muhammad Zaini. Surakarta: Orang Kamil Istimewa. ISBN 978-602-6247-11-7.
Pranala luar
[sunting
|
sunting mata air]
- Ulul Azmi dalam situs organisasi.org Diarsipkan 2009-01-14 di Wayback Machine.
- Lima rasul Ulu al-Azmi
[
pranala nonaktif permanen
]
Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Ululazmi