Doa Hindu Untuk Orang Meninggal

Jakarta
–

Puji-pujian bikin hamba allah nan mutakadim meninggal, kerap kali diucapkan ketika mendengar berita duka wafatnya seseorang. Cak bagi umat Islam, mendoakan saudara nan meninggal dunia menjadi suatu keharusan.

Dr. Hardisman, MHID, PhD di dalam bukunya, ‘Tuntunan Adab Internal Al-Quran dan Sunnah: Membuat Pribadi Mukminat’ menyebutkan, doa menjadi cara berbhakti sendiri anak kepada orang tuanya yang sudah lalu meninggal. Hal itu seperti sabda Rasulullah SAW bahwa kalau ibu bapak nan sudah meninggal masih ada pendirian berbakti yang harus dilakukan koteng anak asuh, merupakan dengan mendoakan mereka cak bagi keselamatan dan grasi, menepati janji, membayar utang-ketinggalan mereka, dan menjaiin silaturahmi dengan kerabat dan sahabatnya.

Privat Hadits riwayat Imam Muslim berpunca Serbuk Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

“Jika sendiri sosok meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara, yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang mendoakannya.”

Mahmud Asy-Syafrowi privat bukunya, ‘Sukses Dunia-Akhirat Dengan Wirid-Doa Jurnal mengatakan tahmid untuk ibu bapak yang telah meninggal bisa menggunakan bahasa apa pun. Takbir yang dipanjatkan boleh segala apa doang. Intinya dalam doa tersebut terdapat tuntutan khasiat, ampunan, kasih sayang, keistimewaan, konservasi, derajat dan penerimaan amal, kemaafan kerjakan almarhum atau almarhum.

Namun sebagian ulama berpendapat, doa bikin orang nan sudah meninggal dapat berasal bersumber tajali Rasulullah SAW. Di samping kita akan mendapatkan pahala karena menirukan sunnah Rasulullah, kalimat wirid yang dicontohkan maka itu kamu tentu memiliki kandungan makna dan keistimewaan.

Puji-pujian bagi orang yang telah meninggal yang diajarkan Beliau saat berada di sebelah jenazah. Berikut ini doa bikin kunarpa lelaki:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ

Latin Arab: Allahummaghfirla-hu warham-hu wa ‘aafi-hi wa’fu ‘an-hu wa akrim nuzula-hu, wa wassi’ madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-hu daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan khoirom min pandai-hi, wa zawjan khoirom min zawji-hi, wa ad-khilkul jannata, wa a’idz-hu min ‘adzabil qobri wa ‘adzabin naar.

Artinya:

“Ya Allah, ampunilah ia, kasihilah ia, berilah beliau arti, maafkanlah ia, dan tempatkanlah di tempat yang mulia (suraloka), luaskan kuburannya, mandikan ia dengan air salju dan air es. Bersihkan ia berpangkal barang apa kesalahan, sebagaimana Sira membersihkan baju putih bermula endap-endap, berilah silih kondominium yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah ganti keluarga (atau istri di kayangan) yang makin baik ketimbang keluarganya (di dunia), istri (atau suami) nan lebih baik ketimbang istrinya (atau suaminya), dan masukkan ia ke surga, jagalah ia berbunga hukuman kubur dan neraka.” (HR. Muslim).

Takbir bikin anak adam meninggal di atas sering kembali dibaca saat Sholat Batang setelah takbir ke-3. Sekiranya jenazah perempuan, doanya ialah:

Allahummaghfirla-haa warham-haa wa ‘aafi-haa wa’fu ‘an-haa wa akrim nuzula-haa, wa wassi’ madkhola-haa, waghsil-haa bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-haa daaron khoirom min daari-haa, wa ahlan khoirom min ahli-haa, wa zawjan khoirom min zawji-haa, wa ad-khilkul jannata, wa a’idz-haa min ‘adzabil qobri wa ‘adzabin naar.

Jika merasa puji-pujian tersebut berlebih hierarki, kita boleh mengaji sebagian sekadar. Misalnya bagian awal maupun kita bisa membaca doa bagi orang meninggal dengan artinya doang.

(nwy/erd)