cara mengatasi hama burung yang menyerang ikan adalah
Di dalam berbuat kegiatan budi daya, pengendalian wereng dan penyakit lalu diperlukan untuk mencegah terjadinya ketakberuntungan oleh pembudidaya dan kerugian bagi makhluk banyak akibat mutiara terbatas dan komplikasi yang mengamati. Untuk itu terbiasa dilakukan pemberantasan wereng dan kelainan dengan baik. Cak semau beberapa faktor yang menyebabkan ikan / udang terserang kebobrokan meliputi:
a). Faktor-faktor kimia dan fisika, antara lain:
1. Peralihan salinitas air secara mendadak;
2. pH yang terlalu invalid (air asam), dan pH yang terlalu tinggi (air basa/alkalis);
3. Kekurangan oksigen dalam air;
4. Zat beripuh, racun hama (insektisida, herbisida dan sebagainya);
5. Persilihan master air yang mendadak;
6. Kerusakan mekanis (luka-luka);
7. Perairan terkena polusi.
b). Peranakan yang tidak baik :
1. Kehilangan vitamin dan komposisi gizi nan buruk;
2. Bahan rahim nan kemungkus dan mengandung kuman-bakteri.
c). Bentuk fisik dan penyakit-kelainan tubuh yang disebabkan maka dari itu keturunan
d). Stres
Stres nan terjadi plong iwak berkaitan dengan timbulnya kelainan pada ikan tersebut. Stres merupakan suatu rangsangan yang memanjatkan batas kesamarataan ilmu jiwa internal diri iwak terhadap lingkungannya. Kebanyakan stres pada ikan diakibatkan peralihan lingkungan akibat sejumlah kejadian ataupun perlakuan misalnya akibat pengangkutan/transportasi ikan-ikan yang dimasukkan ke dalam jaring apung di laut dari gelanggang pengiriman biasanya akan mengalami shock, mengetem makan dan mengalami pelemahan buku resistan terhadap keburukan.
e). Kepadatan Lauk
Kepadatan ikan yang melebihi siasat dukung perairan (carrying capacity) akan menimbulkan persaingan antar iwak tinggi, oksigen terlarut menjadi rendah dan sempelah metabolisme seperti ammonia akan meningkat sehingga bisa menimbulkan stres dan adalah penyebab timbulnya serangan penyakit. Penyebab penyakit di atas tergolongkan kedalam faktor intern (bermula privat), maksudnya penyebab penyakit itu masih disebabkan maka dari itu spesies itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh lingkungan di sekitar tempat spesies dibudidayakan. Timbulnya penyakit pada budidaya balong keseleo satunya disebabkan karena menumpuknya limbah disekitar mileu tambak (faktor ekstern) sehingga menyebabkan tumbuhnya mikrob. Takdirnya pertumbuhan jasad renik ini melembak terutama pada golongan pengurai akan diikuti dengan turunnya kualitas air di sekelilingnya.
Serangan penyakit langka ditemukan mewabah secara ki akbar-besaran intern budidaya iwak nila. Kalaupun ada, hanya positif serangan lokal. Namun pembudidaya tetap harus berhati-hati. Karena penyakit ikan nila enggak tidak siapa datang mengganggu.
Kondisi paling rentan terhadap ofensif wereng dan kelainan galibnya terjadi pada fase pembenihan ikan nila, terbit penetasan sampai pendederan. Kebobrokan ikan nila bisa ditularkan terlampau sirkulasi air, udara dan kontak langsung. Atau, terjadi karena kondisi lingkungan yang buruk.
PENCEGAHAN Wereng DAN Penyakit.
Pencegahan merupakan langkah yang paling efektif kerjakan menekan resiko wereng dan penyakit iwak nila, karena bila hama dan penyakit sudah membidas, biaya penanggulangannya akan lebih besar. Ada beberapa pendirian yang dapat dilakukan untuk mencegah bidasan wereng dan problem ikan nila, diantaranya :
- Pengolahan dasar empang, yakni pengeringan, pengapuran dan pemupukan. Pengeringan dilakukan dengan gelantang pangkal kolam setiap mungkin hendak memulai budidaya. Kirana mentari bisa membunuh sebagian segara hama dan penyakit yang barangkali terserah sreg periode budidaya sebelumnya. Pengapuran pangkal empang juga membantu mematikan sebagian masalah.
- Meledakkan tapis atau saringan puas bab pemasukan air untuk mencegah sebagian hama dan vektor pembawa penyakit masuk ke dalam kolam
- Untuk secara rutin pemberantasan hama secara mekanis (diambil atau dibunuh) dan pemberantasan hama secara biologis (mempertahankan predator alami hama). Apabila hama tetap mendegil boleh dipertimbangkan memperalat obat-obatan kimia. Gunakan konsentrat ikan nila unggul nan tahan terhadap penyakit.
- Mengurangi kepadatan ikan agar tidak terjadi susunan antar lauk secara sekalian. Dengan jarangnya populasi, kadar oksigen terlarut dalam air kolam akan kian banyak.
- Berikan pakan dengan takaran yang tepat cak bagi menyingkir terjadinya penumpukan sisa pakan dalam kolam. Tahi pakan akan membusuk sehingga menempatkan kualitas lingkungan bendungan dan menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit.
- Lakukan penanganan ikan secara lever-hati pron bila penebaran atau pemindahan antar bendungan, agar ikan tidak terluka yang memicu infeksi komplikasi.
Apabila ancang pencegahan telah dilakukan dan hama penyakit tetap muncul, lakukanlah pemberantasan hama dan terapi ki aib dengan pengasosiasi-obatan kimia. Yang wajib diingat, pemberian incaran kimia akan mendatangkan efek samping.
Pengobatan penyakit bisa dilakukan dengan memasrahkan bahan kimia sreg balong, mengairi ikan yang lindu, mencampur remedi dengan pakan, atau memberikan obat secara langsung puas raga ikan.
Wereng Ikan NILA
Wereng yang memangsa ikan nila tidak jauh farik dengan hama ikan air tawar lainnya. Bilang hama ikan nila yang minimal pelahap dijumpai dan mempunyai surat berharga mematikan diantaranya :
- Notonecta
Masyarakat Jawa Barat menyebutnya bebebasan (menyerupai beras) karena terdapat bintik ceria seperti mana beras. Wereng ini mencaci semen ikan nan masih kecil. Upaya pencegahannya cukup rumpil. Bila jumlahnya sudah sesak banyak, wereng ini diberantas dengan menyiramkan minyak tanah puas tebat. Jumlah minyak kapling nan diperlukan 5 liter tiap 1000 m2
luas kolam. Cara ini cukup efektif menekan populasi notonecta.
- Larva cybister
Hama ini dikenal dengan stempel ucrit, lebih mematikan dibanding notonecta. Warnanya kehijauan dan boleh mengalir dengan cepat. Penggalan depan terdapat taring kerjakan mendekap bulan-bulanan, sedangkan di bagian belakangnya terdapat sengatan. Ucrit biasanya menyerang benih ikan.
Ucrit menyukai lingkungan empang nan banyak mengandung material organik. Kerjakan mencegahnya, bersihkan kolam secara rutin dari gulma dan sampah organik. Bila sudah dewasa, akan bermetamorfosis menjadi kumbang yang bisa meloncat antar kolam.
Bahan kimia yang mematikan bagi ucrit, akan mematikan pun cak bagi mani ikan nila. Oleh karena itu, hama ucrit cuma dinasihatkan untuk diberantas secara mekanis dan mengefisienkan pencegahan.
Keburukan Lauk NILA
Ikan nila bisa dikatakan relatif tahan terhadap ki aib. Hingga saat ini belum gabungan ditemukan epidemi penyakit secara besar-besran yang menuduh ikan nila. Tak sebagaimana budidaya ikan mas, nan besar perut dilanda epidemi.
Secara umum, terdapat dua diversifikasi keburukan ikan nila, yakni komplikasi infeksi atau masalah menular dan ki kesulitan non-infeksi yaitu disebabkan oleh kondisi lingkungan nan buruk. Berikut ini beberapa penyakit ikan nila mulai sejak spesies penyakit infeksi yang sering dijumpai :
-
Trichodina sp.
Tipe mikroorganisme yang menjadi parasit pada ikan darat ataupun ikan air laut. Parasit ini galibnya mencacat eksterior seperti mana kulit, sirip dan insang. Tandanya terlihat luka puas organ-organ yang diserang. Bisa dicegah dengan menjaga sanitasi kolam dan meledakkan filter air maupun bak pengendapan pada instalasi pengairan balong. Penyembuhan bisa dilakukan dengan mengairi ikan yang sakit dalam larutan garam (NaCl) sebanyak 500 – 1000 mg/liter selama 24 jam maupun dengan larutan formalin sebanyak 25 mg/liter. - . Penyakit yang disebabkan makanya sejenis jamur. Biasanya menyerang telur, larva dan benih lauk. Fragmen tubuh nan diserang orgna-organ luar. Penampakan kebobrokan ini seperti benang halus bercat putih atau putih kecoklatan. Pengobatan dilakukan dengan mengacapi telur atau ikan yang terserang internal cair Malachite green 1 mg/liter selama 1 jam atau larutan formalin 200 -300 mg/liter selama 1 – 3 jam atau NaCl 5 gram/liter sepanjang 15 menit.
-
Epistylis spp. Parasit ini galibnya menyerang perlengkapan-organ bagian luar sebagai halnya kulit, insang dan sirip. Ciri-ciri lauk yang terserang bagian insangnya berwarna merah kecoklatan, ikan runyam bernafas, gerakan lambat dan pertumbuhannya tersekat. Penularan kebobrokan terjadi karena kontak langsung dengan ikan yang sakit. Pencegahannya dengan mengurangi padat tebar iwak. Pengobatnnya dengan merendam ikan internal larutan formalin 200 mg/liter selama 40 menit, atau KmnO4
20 mg/liter selama 15-20 menit. - Bercak merah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
Aeromonas
dan
Pseudomonas. Mencacat perkakas bagian internal dan luar. Ciri-cirinya ada pendarahan pada episode tubuh yang terserang, sisik mengelupas, perut membusung. Bila menyerang kulit akan terlihat borok. Ikan terbantah lemah dan selalu unjuk ke permukaan balong. Bila dibedah adegan dalamnya mengalami pendarahan pada hati, ginjal dan kura. Pengobatan boleh dilakukan dengan mandu menyuntik, perendaman atau dengan mencampur perunding lega pakan. Peminta perendaman
Kaliumpermanganat
10 -20 mg/liter selama 30 – 60 menit. Penyuntikan dengan tetramysin 0,05 ml saban 100 gram bobot iakn alias kanamysin 20 – 40 mg/kg bobot ikan. Pencampuran lega pakan dengan
oxytetracyclin
50 mg/kg pakan, diberikan setiap hari selama 7 – 10 hari.
Sedangkan penyakit non-infeksi yang banyak ditemukan internal budidaya ikan nila disebabkan maka itu :
- Kualitas air
Kualitas air yang buruk membahayakan perkembangan lauk. Oleh karena itu kualitas air harus terus dipantau. Pastikan saluran masuk dan keluar tetap laju. Bila air di sirkulasikan bikin beberapa tebat, pengusahaan misal pemilahan air lebih direkomendasikan. Air nan berkualitas akan membuat ikan sering congah dalam kondisi bugar dan sehat.
- Pakan
Kasih pakan harus tepat jenis dan takaran. Pakan nan tersisa akan tercatak di dasar kolam, menempatkan kualitas air dan menimbulkan asap-gas berbahaya bagi ikan.
- Intoksikasi
Intoksikasi pada iwak biasanya disebabkan makanya pemberian pakan yang riuk, misalnya pakan kadaluarsa. Bisa sekali lagi disebabkan makanya adanya senyawa beracun dalam kolam, sama dengan H2S nan kulur dari peragian material organik di dasar kolam atau pollutan berbahaya yang tertambat pecah sendang air.
- Penanganan Iwak
Dalam menangani ikan usahakan secara hati-hati. Misalnya momen penebaran atau pemindahan kolam, jangan setakat tubuh ikan terluka karena jaring atau benda keras lainnya. Luka pada jasad iwak akan memicu penyakit.
- Genetis
Gunakan pelalah benih ikan yang baik. Penyakit pun boleh disebabkan oleh keturunan. Misalnya, bentuk raga iwak nan tak sempurna atau cacat.
Disusun makanya : |
Source: https://dkp.jatengprov.go.id/index.php/artikel/blpkil/pencegahan-hama-dan-penyakit-ikan-nila-oreochromis-niloticus