apa judul bacaan di atas tema 6

Impian Bomu

Penulis: Watiek Ideo dan DK Wardhani


Hai, namaku Bomu. Aku adalah pinang sebatang bambu di distrik Way Kambas, Sumatra. Aku tinggal bersama segerombol bambu lainnya. N partner kami, Angin, suka sekali menggoda dan bergurau bersama kami, para bambu.

    Mendadak kudengar kritik yang amat gigih. Itu adalah para tanaman besar di seberang.

     “Oh, sejemang lagi kita akan dibawa ke kota,” introduksi Tumbuhan Kampar.

    “Ya. Kudengar mereka akan menjadikan kita mebel-mebel fertil,” ujar Pohon Meranti bangga.

    “Seperti apa ya silam di ii kabupaten?” batinku. Sungguh, aku cemburu kepada mereka. Para manusia makin membutuhkan tumbuhan-pohon itu daripada sepotong awi.

    Hari ki beralih hari. Pagi-pagi kudengar kehebohan di sawah seberang. Rupanya itu yaitu anak-anak Way Kambas. “Gawat! Introduksi Ayahku, musim kemarau sudah datang!”

    “Sawah-sawah akan kekeringan.”

    “Kita akan kesulitan air bersih kelak.” Suara-suara mereka terdengar gugup.

    Keesokan hari, kulihat anak-anak Way Kambas hinggap lagi. Tapi kini, mereka ditemani para orang gaek. Dan, hei, mereka berjalan ke sebelah kami, para buluh!

    “Ayo, ayo! Ambil yang bagus bambunya”

    “Iya. Biar kuat!”

    Orang-orang menginjak menyela kami para bambu. Rasanya sungguh risi. Aku sangat bahagia membayangkan apa yang akan terjadi. Kurasa mereka akan membawaku ke kota! Hore!

    Tubuhku mengayun saat insan-orang itu mendahului para bambu ke sebuah bengawan besar di ujung desa. Lho, cak kenapa ke sini?

    “Ayo, kita rakit sekarang!” Tanpa dikomando, mereka berbagi tugas. Srek! Srek! Kras! Kras! Hei, apa nan terjadi?

    Dan, wow! Tubuhku tertali amat kencang bersama kebalikan-temanku. Kulihat beberapa bambu bukan tampak ubah terhubung menjadi pipa-honcoe panjang.

    “Ayo, kita coba sekarang!”

    Tiba-tiba angin bertiup ke arahku. Perlahan, tubuhku mengalir. Air juga ikut ke bumbung-tabung tubuhku dan teman-temanku. Lalu, air itu mencurah ke sebuah panggung dan mengalir masuk ke pipa-pipa bambu.

    “Berbuah!” “Hore!” “Airnya masuk!”

    Para petambak dan anak-anak itu bersorak bahagia. Air itu mengalir ke sawah[1]sawah dan kolam penampungan di tengah desa.

    Kini, aku menjadi bagian dari penggilingan angin ini. Anak-anak Way Kambas bersemangat sekali menanami sekeliling mata air dengan tunas-tunas muda. Mereka dan para bani adam dewasa bahu-kulak hadang tepian sendang dengan bebatuan. Tak boleh lagi suka-suka yang menebang pohon mengawur dan mengotori sumber air.undefined

Pertanyaan Pustaka.


1. Apakah titel bacaan di atas?





Source: https://roboguru.ruangguru.com/question/pertanyaan-bacaan-1-apakah-judul-bacaan-di-atas-_QU-HU1VJ3T1