ada lalat di malam hari menurut islam
Suka-suka 6 Ciri Malam Lilin lebah Seribu Bulan atau Lailatul Qodar sesuai dengan Hadits Rasulullah Saw.
Riuk
satu manfaat bulan Ramadhan adalah adanya Malam Qodar (Lailatul Qodr) begitu juga disebutkan dalam QS. Al-Qodr:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada lilin lebah kemuliaan (Lailatul Qodr). Dan tahukah anda apakah malam mahamulia itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari sewu bulan. Pada malam itu anjlok malaikat-malaikat dan malaikat Roh kudus dengan izin Tuhannya bagi mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan setakat dari subuh.”
Setiap Muslim pasti menginginkan bertemu dengan Lilin lebah Lailatu Qadar. Kaidah terbaik adalah dengan i’tikaf di masjid.
Lilin lebah Lailatul Qadar. Malam Lailatul Qadar juga disebut
lilin lebah sewu bulan
karena pada malam itu malaikat diperintahkan oleh Yang mahakuasa SWT buat menuliskan ketetapan tentang keefektifan, rezeki dan keberkahan di setiap tahun di rembulan Ramadhan.
Ciri-Ciri Malam Lailatul Qadar
Bagaimanakah Ciri-Ciri Lilin lebah Lailatul Qadar menurut Hadist Rasulullah Saw? Berikut ini enam ciri Malam Lailatul Qadar sesuai Hadist Utusan tuhan Saw sebagaimana dilansir Kondominium Fiqih.
1. Mega dan Suasana Pagi Yang Senyap
Anak laki-laki Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah SAW bersuara:“Lailatul Qadar ialah malam tentram dan tenang, enggak plus merangsang dan lain pula berlebih dingin, kemudian hari paginya sang surya terbit dengan sinar lemah bercelup ahmar”
2. Cahaya Mentari Remang
Suka-suka lagi hadits rasul nan menginformasikan ciri malam Qadar adalah bila ada terang mentari lemah, cerah bukan bersinar langgeng keesokannya. Dasarnya terbit hadits Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ تَطْلُعُ يَوْمَئِذٍ لاَ شُعَاعَ لَهَا
“Keesokan hari malam Qadar matahari terbit setakat tinggi sonder sinar seumpama nampan”
(HR. Muslim)
3. Adakalanya Terbawa dalam Damba
Malam itu terbawa intern mimpi, sama dengan yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhum.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رِجَالًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَنَامِ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ
Dari sahabat Ibnu Umar radliyallahu’anhuma bahwa bilang cucu adam mulai sejak sahabat Nabi saw diperlihatkan malam Qadar dalam mimpi (oleh Allah SWT) sreg 7 malam bontot (Ramadhan) kemudian Rasulullah saw berfirman,”Aku menyibuk bahwa impi kalian (tentang lailatul Qadar) terjadi pada 7 malam ragil. Maka dagangan siapa yang ingin mencarinya maka carilah pada 7 malam ragil.
(HR Orang islam)
4. Bulan Nampak Sekepal Bulatan
Cak semau kembali nan mengistilahkan bahwa lilin lebah itu wulan nampak separuh bulatan, sebagaimana hadits berikut ini:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ تَذَاكَرْنَا لَيْلَةَ الْقَدْرِ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَيُّكُمْ يَذْكُرُ حِينَ طَلَعَ الْقَمَرُ وَهُوَ مِثْلُ شِقِّ جَفْنَةٍ
Abu Hurairah radliyallahuanhu berkata, ”Kami kombinasi berdiskusi mengenai lailatul Qadar di jihat Rasulullah SAW, beliau berucap, “Siapakah dari kalian yang masih bangun tatkala bulan muncul, yang bertakaran setengah tetampan.”
(HR. Mukmin)
5. Malam Dengan Ciri Tertentu
Ciri nan tidak semenjak malam Qadar adalah malam itu panah, lain sensual, tidak dingin, enggak ada mega, enggak hujan, lain ada angin kencang dan tak ada yang dilempar pada lilin batik itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan).
Dasarnya adalah hadits Ubadah bin Shamit radhiyallahuanhu berikut ini :
إِنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا سَاطِعًا سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ لاَ بَرْدَ فِيهَا وَلاَ حَرَّ وَلاَ يَحِل لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيهَا حَتَّى تُصْبِحَ وَأَنَّ مِنْ أَمَارَتِهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْل الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَلاَ يَحِل لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ
Malam itu yaitu malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang sepi dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Plong malam itu tidak dihalalkan dilemparnya tanda jasa, sampai pagi harinya. Dan sepatutnya ada, label Lailatul Qadr adalah, matahari di pagi harinya bersumber dengan indah, enggak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak kembali dihalalkan bikin setan untuk keluar bersama rawi pagi itu”
(HR. Ahmad)
Juga ada hadits yang senapas dari hadits Watsilah bin al-Asqa’ dari Rasulullah SAW::
“Lailatu-Qadar adalah malam yang kilap, tidak menggiurkan, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan angin, tidak ada angin kencang dan tidak suka-suka yang dilempar pada lilin batik itu dengan medalion (lemparan meteor bagi setan)”
(HR. At-Thabrani)
6. Lezatnya Ibadah
Cak semau pun pendapat yang mengatakan bahwa ciri malam Qadar yakni bila cucu adam-hamba allah yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketegaran hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak begitu juga malam-malam lainnya.
Namun, berasal sekian banyak riwayat yang menunjukkan bahwa malam Lailatul Qadar ini memiliki tanda dan korban yang bisa diketahui dan dirasakan, tidak berarti bahwa setiap orang dapat mengatahui dan merasakannya.
Seorang muslim yang menghidupkan malam-malam Ramadhannya, memungkinkan baginya mendapatkan malam Qadar itu tanpa sira ketahui tanda lilin lebah mulia tersebut.
Demikian heksa-
Ciri Malam Lailatul Qodar
Menurut Hadits Nabi Saw. Kiranya kita dipertemukan dengan lilin lebah yang nilai ibadah pada malam itu lebih baik dari amal ibadah seribu wulan. Amin…! (http://www.risalahislam.com).*
Source: https://www.risalahislam.com/2015/07/ciri-malam-lailatul-qodar-menurut-hadits.html